"Pameran promosi pembangunan atau Lampung Fair 2010 merupakan refleksi atas segala upaya yang kita lakukan bersama dalam membangun Provinsi Lampung selama kurun waktu satu tahun dan ke depan hingga tahun 2030 mendatang," ujar Oedin sapaan akrabnya, di Bandarlampung, Jumat malam.
Dia menerangkan, untuk itu kegiatan ini bertemakan "The Mouth of Dragon Sumatera" di mana Lampung merupakan pintu gerbang dari Pulau Sumatera," ujar Oedin.
Tema Lampung Fair itu, tambah dia, mengingatkan kita bahwa pembangunan yang telah dicapai tersebut belum final karena masih banyak "PR" atau pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, sehingga tercipta masyarakat Lampung yang sejahtera dan berdaya saing.
Pembangunan tersebut, sambung dia, tidak semata-mata dilakukan oleh pemerintah, melainkan juga komulatif dari kerja sama kalangan usaha dan seluruh komponen masyarakat lainnya.
"Penyelengaraan pameran promosi pembangunan tahun 2010 itu merupakan ajang sosialisasi kepada masyarakat akan hasil pembangunan yang dicapai seperti infrastruktur, ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial, politik sampai pada perusahaan dan keamanan," papar dia.
Namun, sambung dia, itu bukanlah akhir dari pembangunan masih ada pembangunan jangka panjang seperti pembangunan bandara, jalan tol komplek perkantoran di Kota Baru, serta jembatan selat sunda (JSS) yang dapat menghubungkan Pulau Sumatera dan Banten.
Dengan demikian, lanjut dia, pembangunan di Provinsi Lampung harus terus dilakukan secara berrkelanjutan dengan mengerahkan segenap sumberdaya dan kemampuan yang ada.
"Perubahan pameran pembangunan dengan Lampung Fair 2010 itu diharapkan dapat merubah konsepsi masyarakat Lampung terhadap kegiatan pameran promosi pembangunan yang hanya memamerkan kegiatan-kegiatan pembangunan," papar dia.
Dengan Lampung Fair 2010, sambungnya, kita tidak hanya memamerkan hasil pembangunan melainkan juga menunjukkan pembangunan yang akan dicapai, dan apa yang akan dilaksanakan.
Selain itu, tambah dia, pihak swasta juga turut dilibatkan untuk memamerkan hasil produknya yang dapat dilihat oleh masyarakat, sehingga di sini dapat terjadi transaksi antara pengusaha dengan masyarakat atau produsen dengan konsumen.
"Pada Lampung Fair 2010 itu diikuti dari peserta luar daerah dan luar negeri seperti DPD RI, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Kementerian Kehutanan, Provinsi Banten dan Sumatera Selatan, serta peserta luar negeri yaitu Kedutaan Rusia dan China," ungkap Oedin. (ANT050/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010