Gorontalo (ANTARA News) - Sejumlah warga di Kabupaten Gorontalo Utara meminta agar seluruh anggota TNI Komando Strategi Angkatan Darat (KOSTRAD) yang bermarkas di wilayah tersebut segera dipulangkan ke daerah asalnya masing-masing.
"Sejak ada KOSTRAD di daerah ini, kami justru tak merasa tak aman karena mereka sering terlibat bentrok dengan masyarakat," ujar Hamzah, salah seorang warga yang turut menjadi korban penganiayaan oknum anggota TNI.
Menurut dia, tindakan sewenang-wenang sejumlah anggota KOSTRAD, selalu mengakibatkan jatuhnya korban dalam beberapa bulan terakhir.
"Sebelumnya Gorontalo Utara sangat aman, tapi setelah ada mereka kok justru jadi banyak konflik. Saya berharap anggota TNI tidak bersikap kasar dan arogan bila berhadapan dengan warga," tukasnya.
Bentrok antara warga dan anggota KOSTRAD berulang kali terjadi di Gorontalo Utara dan puncaknya terjadi pada Kamis (22/7) dan mengakibatkan puluhan orang luka-luka dari kedua pihak dan dua diantaranya nyaris tewas.
Sementara itu, Komandan Batalyon Infanteri 221 Motuliato Komando Strategi Angkatan Darat (KOSTRAD), Letkol Infanteri Dendi Suryadi mengatakan bahwa pihaknya tak pernah mengandalkan kekerasan dalam bertugas.
"Dalam kasus bentrok yang terakhir, kejadiannya dipicu oleh sejumlah warga yang sudah mabuk dan menganiaya anggota kami," ujarnya.
Sebelumnya, bentrok bermula dari adu mulut antara seorang warga, Muammar (19) dengan seorang anggota TNI, Riko Enos (25), sehingga memancing reaksi dari warga lainnya yang tinggal di komplek pelabuhan tersebut.
Menurut keterangan warga setempat, oknum anggota TNI itu memperlihatkan sikap arogan dan menganiaya Muammar.
Tak tahan melihat kakaknya dianiaya, adik Muammar yakni Muhamad (16) mengambil sebilah pisau dan menikam anggota TNI di bagian lengan dan kepala.
Kejadian tersebut menyebabkan korban dari kedua belah pihak dalam kondisi parah dan dirawat di RS Dunda Limboto dan RS Kesdim, sementara tersangka pelaku penikaman diamankan di Polres Limboto. (D015/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010