Jakarta (ANTARA News) - Pasar domestik untuk produk halal di Amerika Serikat mencapai 12 miliar dolar per tahun karena tingginya permintaan, terutama dari pekerja migran.
"Permasalahan etnis merupakan salah satu faktor penting dan biasanya produk-produk halal merupakan usaha dari pekerja migran," kata conselor pertanian dari Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA), Dennis Voboril dalam Global Halal Forum di Jakarta, Jumat.
Global Halal Forum merupakan rangkaian kegiatan dari Indonesian International Halal Business and Food (IHBF) Expo 2010 yang digelar Majelis Ulama Indonesia (MUI) selama tiga hari hingga Minggu 25 Juli 2010 di Jakarta Convention Center (JCC).
Kegiatan yang digelar untuk pertama kalinya itu diikuti 162 peserta serta didukung oleh Departemen Agama dan Lembaga Kantor Berita ANTARA.
Dennis Voboril menceritakan sejarah hadirnya produk halal di negara adidaya tersebut adalah ketika daging yang dipotong oleh tukang daging lokal dan imam di lingkungan setempat mengawasi prosesnya lalu memberikan sertifikat halal.
Karena permintaan global muncul lalu Islamic Center Amerika Serikat mulai dilibatkan. Namun sistem sertifikasi halal di negara itu tidak dilakukan pemerintah federal.
"USDA selalu mengawasi keamanan daging maupun produk unggas," ujar Dennis Voboril.
Perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat bekerjasama dengan Islamic Center untuk memberikan sertifikasi halal. Namun logo halal dari setiap badan sertifikasi bisa saja berbeda.
Sejumlah badan yang memberikan sertifikasi halal di antaranya American Halal Foundation, Halal Food Council serta Islamic Food And Notrition Council of Amerika.
Dikatakannya, beberapa negara bagian sudah membuat aturan tentang makanan halal seperti New Jersey, Illinois, Minnesota, Michigan dan California.
Menurutnya, penjualan makanan halal di Amerika Serikat tumbuh lebih dari 70 persen sejak 1995. Selain itu, perusahaan di negeri Paman Sam merupakan eksportir yang penting untuk produk halal.(D016/A026)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010