Jakarta, (ANTARA News) - PT Pertamina (Persero) menyatakan kesiapannya menangani tata niaga konversi elpiji tabung tiga kilogram (kg) satu pintu sebagaimana tabung 12 kg.
"Kami siap jika diminta," kata Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan dalam pertemuan dengan sejumlah pimpinan redaksi media massa yang dipandu Direktur Pemberitaan LKBN ANTARA M Saiful Hadi di Jakarta, Jumat.
Tampak hadir dalam pertemuan itu antara lain Dirut Perum LKBN ANTARA Ahmad Mukhlis Yusuf, Pimred Jurnal Nasional Asro Kamal Rokan, dan Pimred Seputar Indonesia RCTI Putra Nababan.
Karen melanjutkan, pabrikan tabung tiga kg yang terlibat juga sebaiknya hanya lima dan masing-masing dua produsen buat selang dan regulator.
Saat ini, program konversi minyak tanah ke elpiji tiga kg melibatkan banyak instansi dan puluhan pabrikan baik tabung, selang, maupun regulator.
Berbagai kalangan menilai keterlibatan banyak instansi tersebut membuat kekisruhan penanganan program konversi termasuk dampak negatif berupa insiden ledakan yang terjadi belakangan ini.
Keterlibatan sejumlah instansi tersebut sudah dibakukan dalam sebuah tim nasional dengan kooordinator Kantor Menko Kesra.
Anggota tim di antaranya Kementerian Perindustrian, Kementerian ESDM, Kementerian Perdagangan, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, kepolisian, dan Pertamina.
Sesuai tugas dan tanggung jawabnya, Kementerian Perindustrian mengeluarkan izin industri dan sekaligus mengawasi spesifikasi material baik tabung elpiji tiga kg, kompor, regulator, dan selang sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI).
Selanjutnya, Kementerian ESDM melakukan sosialisasi program konversi dan Kementerian Perdagangan bertugas mengawasi legalitas barang baik produksi dalam negeri dan impor yang beredar.
Lalu, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi melakukan pengawasan kualitas tabung elpiji dan aparat kepolisian bertanggung jawab melakukan penegakan hukum.
Sedangkan tugas pokok Pertamina adalah mendistribusikan paket perdana elpiji tabung tiga kg dan menjamin ketersediaan pasokan elpiji.
Pada pertemuan tersebut, Karen juga meminta bantuan media massa agar dalam pemberitaannya menggencarkan cara aman menggunakan elpiji dan tidak malah menakut-takuti masyarakat.
Menurut dia, budaya keselamatan mesti menyertai program konversi elpiji, sehingga masyarakat aman memakai elpiji.
(K00/B010)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010