Jakarta (ANTARA News) - PT Pertamina (Persero) telah mengeluarkan dana sosialisasi program konversi minyak tanah ke elpiji sebanyak Rp200 miliar.
Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan sebelum pertemuan dengan sejumlah pimpinan redaksi media massa di Jakarta, Jumat, mengatakan, dana sosialisasi tersebut merupakan anggaran yang telah dikeluarkan sejak awal program konversi pada 2007.
"Dana sosialisasi ini merupakan biaya korporasi sebagai additional budget," katanya.
Menurut dia, dana sosialisasi tersebut paling banyak digunakan untuk iklan di media massa dan selanjutnya sosialisasi secara langsung ke masyarakat.
Karen menambahkan, penanganan sosialisasi mesti dilakukan bersama-sama instansi pemerintah seperti Kantor Menteri Koordinasi Kesejahteraan Rakyat dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
"Pertamina tidak bisa sendirian," katanya.
Apalagi, lanjutnya, konversi elpiji merupakan program pemerintah yang sudah mencakup 55 juta pengguna elpiji 3 kg dan terbukti menekan subsidi.
Karen berharap bahwa dengan adanya Tim Nasional Elpiji yang di bawah koordinasi Menko Kesra, pelaksanaan sosialisasi akan lebih efektif.
Pertamina, lanjutnya, sesuai peran dan tanggung jawabnya, menjamin ketersediaan pasokan elpiji di masyarakat.
Sementara itu, Ketua Tim Konversi Elpiji Pertamina Kusnendar pekan lalu mengatakan, Pertamina hingga saat ini telah memberikan santunan dan klaim asuransi bagi korban kecelakaan karena elpiji tabung tiga kg sebanyak Rp2,8 miliar.
Santunan dan klaim asuransi tersebut merupakan bentuk perlindungan terhadap penerima paket perdana konversi elpiji, sekaligus sebagai tali asih bagi para korban, katanya.
Menurut dia, klaim asuransi yang diberikan adalah untuk korban meninggal dunia Rp25 juta, cacat tetap Rp25 juta, dan biaya perawatan maksimal Rp25 juta. Selain itu juga diberikan, klaim asuransi biaya pemakaman Rp2 juta dan penggantian properti karena rusak Rp100 juta.
Kusnendar mengatakan, pihaknya akan mengevaluasi kembali besaran klaim asuransi tersebut agar benar-benar dirasakan manfaatnya.
Ia juga mengatakan, sejauh ini, kecelakaan elpiji diakibatkan kebocoran gas karena kerusakan seal karet, selang, regulator, dan katub. Selain juga pengetahuan masyarakat yang kurang memahami keamanan elpiji dan pengoplosan elpiji.
Menurut dia, program konversi terbukti memberikan keuntungan mulai dari penghematan subsidi, penghematan biaya rumah tangga, dan lingkungan menjadi lebih bersih.
(K007/B010)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010