Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa (EU) Catherine Ashton mengatakan blok itu siap membantu Beograd dan Pristina melakukan dialog, layaknya dilaporkan Reuters.
"EU... siap membantu satu proses dialog antara Pristina dan Beograd. Dialog ini akan dapat meningkatkan kerja sama, mencapai kemajuan dalam menuju Uni Eropa dan memperbaiki kehidupan rakyat," katanya dalam sebuah pernyataan.
Baik Serbia maupun Kosovo berharap pada satu saat dapat bergabung dengan EU tetapi bertahun-tahun menghadapi reformasi yang sulit sebelum mereka siap untuk tujuan itu. Rekonsiliasi antara mereka sangat penting, kata Ashton.
Hubungan bertetangga yang baik, kerja sama regional dan dialog adalah landasan-landasan di mana EU bangunkan," katanya.
Serbia kehilangan kekuasaannya atas Kosovo tahun 1999 ketika pemboman pesawat-pesawat NATO selama 78 hari yang mengakhir perang dua tahun antara Serbia dan etnik Albania Kosovo, dan wilayah itu berada di bawah pemerintah PBB dan satu gencatan senjata yang diawasi NATO.
Pada tahun 2008 Kosovo mengumumkan kemerdekaan, yang memicu Beograd mengusahakan satu keputusan pada Mahkamah Internasional (ICJ) yang berpusat di Den Haag, Belanda menyangkut legalitas tindakan itu.
Dengan keluarnya keputusan itu, kata para pengamat, Serbia harus memusatkan perhatian pada usaha memperbaiki hubugan dengan tetangga-tetangganya, walaupun reaksi awal Beograd menentang tindakan Kosovo itu. Beograd tetap menolak mengakui Kosovo.
Beograd sudah mengajukan permohonan untuk bergabung dengan EU tetapi usahanya terhambat karena ditentang sejumlah pemerintah EU, khawatir akan usaha-usahanya untuk melepaskan hubungan dengan aksi kekerasannya di masa lalu,
Negara itu dapat menjalin hubungan lebih erat dengan EU dalam bulan-bulan belakangan ini ketika pengadilan kejahatan perang PBB untuk bekas Yugoslavia mengatakan kerja sama Beograd dengan tim penyelidiknya membaik.
Tetapi para diplomat EU mengatakan Serbia harus melakukan lebih banyak usaha untuk memburu buron-buron yang diduga penjahat perang dan bisa mendapat penentangan lagi dari sejumlah anggota EU jika negara itu gagal menjalin dialog dengan Kosovo.
Menteri Luar Negeri Serbia Vuk Jeremic mengatakan Beograd akan terus berusaha memenuhi harapan-harapan EU.
"Menjadi anggota Uni Eropa adalah satu tujuan strategis dan kami tidak akan menyerah," katanya di Den Haag.
Kemajuan mungkin tergantung pada pengakuan terhadap Kosovo, kata para pengamat.
"Pada akhirnya ... demi stabilitas di Balkan barat, Serbia harus mengakui Kosovo dan tidak menghambat aksesnya pada EU, PBB dan institusi-institusi multilateral lainnya," kata Sabine Freizer dari Kelompok Krisis Internasional.
Kosovo belum mengajukan permohanan untuk menjadi anggota EU, kata para diplomat EU, tetapi akan menerima jutaan euro dari blok itu untuk membantu persiapannya.
Hampir 70 negara mengakui kemerdekaan Kosovo sejak tahun 2008 tetapi hanya sedikt pemerintah-pemerintah EU yang masih menolak.
Sekitar dua juta warga Albania dan 120.000 warga Serbia tinggal di provinsi itu, terganggu oleh korupsi, kejahatan dan norma hukum yang buruk.
(Uu./H-RN/H-AK/P003)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010