Singapura (ANTARA News) - Harga minyak turun di perdagangan Asia setelah semalam naik karena investor menunggu hasil-hasil "stress test" perbankan Eropa untuk indikasi prospek ekonomi global, kata analis.

Kontrak utama New York untuk minyak mentah jenis light sweet pengiriman September, turun 14 sen ke posisi 79,16 dolar per barel, sementara minyak mentah Brent North Sea juga pengapalan September turun 21 sen menjadi 77,61 dolar, sebagaimana dikutip dari AFP.

Harga di mana menemui resistensi pada 80 dolar setelah meningkat lebih dari tiga persen semalam di tengah meningkatnya saham-saham Amerika Serikat dan kemungkinan ancaman badai, kata Ong Yi Ling, analis investasi pada Phillip Capital.

"Saya pikir bahwa jika anda melihat suatu kenaikan, itu adalah sedikit banyak menutupi. Hasil `stress test` bank-bank Eropa adalah sesuatu yang oleh para investor akan secara nyata terlihat," kata Ong yang berbasis di Singapura.

"Sentimen pasar umumnya adalah positif," katanya.

Bursa Wall Street mengalami "rally" panjang karena sentimen telah didorong oleh pendapatan korporasi yang kuat.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik lebih dari 200 poin atau dua persen, dalam saat penutupan perdagangan.

Keuntungan perusahaan AS terkemuka AT&T, Caterpillar dan 3M semuanya melampaui proyeksi analis, mendorong harapan pemulihan.

Para investor akan beralih ke hasil-hasil "stress tests" dari Komisi Supervisi Perbankan Eropa yang berbasis di London pada Jumat malam untuk gambaran prospek ekonomi kawasan tersebut yang lebih jelas.

Tes tersebut dihasilkan oleh para regulator nasional pada 91 institusi Uni Eropa yang mewakili 65 persen dari sektor perbankan Uni Eropa. Hal itu dimaksudkan untuk menilai kapasitas pemberi pinjaman Eropa terkemuka untuk mempertahankan ekonomi atau krisis finansial.

Pasar nampaknya mengabaikan serangkaian data ekonomi bervariasi dan fokus pada laba kuartal kedua, khususnya anggota Dow AT&T, Caterpillar dan 3M -- yang semuanya di atas proyeksi laba para analis.

Sentimen pasar "meningkat pada kebanyakan laporan laba yang lebih baik dari yang diantisipasi dan banyak rilis ekonomi yang menguntungkan di Eropa," analis pada Charles Schwab & Co mengatakan dalam sebuah catatan kepada kliennya.

"Suasana di antara pelaku pasar tetap jelas positif," analis dari Briefing.com mengatakan dalam sebuah catatan secara terpisah.
(ANT/A024)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010