Caracas (ANTARA News) - Presiden Venezuela Hugo Chavez, Kamis, memutuskan hubungan dengan Kolombia dalam peningkatan sengketa di antara dua negara yang bertetangga di Andea tersebut mengenai tuduh Bogota bahwa pemberontak sayap-kiri Kolombia berlindung di Venezuela.
Chavez, yang berfaham Sosialis dan memandang Kolombia --yang didukung AS-- sebagai ancaman, mengumumkan dia memutuskan hubungan setelah pemerintah Presiden Kolombia Alvaro Uribe mengajukan bukti yang katanya memperlihatkan 1.500 gerilyawan Kolombia bersembunyi di Venezuela, sebagaimana dikutip dari Reuters.
Tindakan tersebut meningkatkan ketegangan di wilayah Andea, tempat bentrokan ideologi dan kehadiran besar militer bersenjata, kelompok gerilyawan dan penyelundup narkotika membuat campuran berbahaya yang dan rentan.
Tetapi bentrokan militer dalam waktu dekat antara Venezuela, produsen terbesar minyak di Amerika Selatan dan pemasok ke AS, dan Kolombia --sekutu utama militer AS, tampaknya takkan terjadi.
Chavez menyebut tuduhan presiden Kolombia itu, yang disampaikan kepada Organisasi Negara Amerika (OAS), sebagai agresi yang diilhami AS dan mengatakan dia akan memerintahkan siaga maksimal di sepanjang perbatasan negerinya dengan Kolombia.
"Kami tak memiliki pilihan lain kecuali, demi kedaulatan, sepenuhnya memutuskan hubungan dengan negara saudara kami Kolombia," kata Chavez, saat ia menjamu idola sepak bola Argentina Diego Maradona.
Menteri Luar Negeri Venezuela Nicolas Maduro mengatakan dia telah memerintahkan penutupan kedutaan besar Venezuela di Bogota dan memberi misi Kolombia waktu 72 jam untuk pergi. Ia mengatakan Caracas sedang mempertimbangkan tindakan, seperti penghentian penerbangan.
Chavez, yang memandang dirinya sebagai anti-AS dan anti-kapitalis, menghadapi tantangan oposisi dalam pemilihan anggota dewan legislatif pada 26 September dan telah meningkatkan retorika terhadap orang yang dianggap sebagai musuhnya. Banyak pengeritik mengatakan ia sedang berusaha mengalihkan perhatian dari ekonomi ke musuh lain.
Duta Besar OAS di Kolombia Luis Alfonso Hoyos menyebut pemutusan hubungan Venezuela sebagai "kesalahan bersejarah".
"Venezuela mestinya memutuskan hubungan dengan gerombolan yang menculik dan mebunuh dan menyelundupkan narkotika, dan bukan dengan pemerintah yang memiliki undang-undang dasar yang sah," katanya kepada wartawan.
Chavez menimpakan kesalahan mengenai percekcokan yang terjadi pada Presiden Kolombia Alvaro Uribe, yang dia sebut "gila". Chavez menuduh Amerika Serikat menghasut Uribe agar berbenturan dengan Venezuela.
Namun ia menambahkan ia berharap presiden yang terpilih di Kolombia, Juan Manuel Santos, yang akan memangku jabatan pada 7 Agustus, akan membantu membawa hubungan kembali ke keadaan normal.
Presiden terpilih Santos, yang berada di Mexico untuk bertemu dengan Presiden Felipe Calderon, mengatakan, "Sumbangan terbaik yang dapat kami buat ialah tidak mengeluarkan pengumuman apa pun."
"Presiden Uribe adalah presiden republik sampai 7 Agustus," kata Santos kepada wartawan.
(C003/A024)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010