Situasi masyarakat di Beoga kondusif, aktivitas masyarakat berjalan normal. 'Mama-mama' sudah berjualan di pasar. Kalau ada yang menyebutkan bahwa warga mengungsi, faktanya tidak ada
Timika (ANTARA) - Kasatgas Humas Nemangkawi Kombes Pol Iqbal Alqudusy membantah pemberitaan dan foto yang beredar yang menyebutkan bahwa terjadi eksodus atau pengungsian besar-besaran warga dari Distrik Beoga, Kabupaten Puncak.
"Situasi masyarakat di Beoga kondusif, aktivitas masyarakat berjalan normal. 'Mama-mama' sudah berjualan di pasar. Kalau ada yang menyebutkan bahwa warga mengungsi, faktanya tidak ada," ujar Kombes Iqbal di Timika, Kamis.
Tim Humas Satgas Nemangkawi juga secara khusus memantau aktivitas warga masyarakat di Kota Ilag, terutama di Pasar Ilaga, satu hari pascaterjadi kontak tembak antara aparat gabungan TNI-Polri dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB) pada Rabu (28/4).
AKBP Arief Fajar Satria secara khusus mewawancarai Iptu Yunias selaku Kasat Binmas Polres Puncak dan tokoh agama Yubius Enobe.
Iptu Yunius mengatakan para pedagang di Pasar Ilaga tetap berjualan seperti biasanya tanpa rasa takut. Kondisi serupa terjadi di Kota Ilaga yang merupakan ibu kota Kabupaten Puncak.
"Situasi di Kota Ilaga, termasuk di Pasar Ilaga semua berjalan baik dan aman warga beraktivitas secara normal," ujar Iptu Yunias.
Baca juga: Kapolri minta Satgas Nemangkawi tak kendor perangi KKB
Baca juga: Satgas Nemangkawi nyatakan sembilan KKB tewas dalam baku tembak
Pengakuan serupa disampaikan Yubius Enobe yang merupakan seorang gembala di Gereja Kingmi Ilaga. "Situasi sudah aman," ucap-nya singkat.
Informasi yang dihimpun di Timika, warga masyarakat Ilaga dan sekitarnya akan menggelar acara 'bakar honai' pada Jumat (30/4) sebagai simbol menolak segala bentuk tindak kekerasan yang dilakukan oleh KKB.
Sebelumnya Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ahmad Mustofa Kamal menegaskan postingan foto yang dimuat oleh akun media social Twitter milik @albertsamuel28 dan @PapuanLives yang menyebutkan terjadi pengungsian di Ilaga Kabupaten Puncak, karena terintimidasi operasi militer itu adalah hoaks atau berita bohong.
"Hasil pemerikasaan pada foto tersebut didapati fakta bahwa dokumentasi tersebut merupakan dokumentasi pada tahun 2020 sekitar bulan Maret hingga pertengahan Juli yang mana gambar tersebut diambil oleh salah satu anggota Humas dan dikirimkan kepada awak media sebagai bahan dokumentasi pemberitaan," tutur-nya.
Lebih lanjut Kombes Kamal menyebutkan bahwa dokumentasi tersebut merupakan foto pengungsian di Kabupaten Mimika dan merupakan warga Kampung Banti serta Kimbeli yang meminta perlindungan kepada aparat keamanan karena kelompok kriminal bersenjata yang saat itu menguasai daerah tersebut sehingga membuat masyarakat merasa terancam dan tertekan.
Kabid Humas juga menjelaskan bahwa foto tersebut banyak beredar pada dunia maya dan mengatakan apabila ingin mencari foto tersebut bisa di cari pada Google dengan kata kunci Pengungsian Tembagapura pada tahun 2020 maka akan muncul gambar tersebut.
Kombes Kamal mengimbau masyarakat untuk tidak mudah terpancing dengan setiap informasi maupun provokasi yang belum jelas sumber informasi-nya karena hal tersebut akan merugikan diri sendiri maupun orang lain serta dapat mengganggu ketertiban dan keamanan masyarakat.
"Mari kita bersama-sama menjaga situasi Kamtibmas di Tanah Papua agar tetap aman dan kondusif," ujar Kombes Kamal.
Pewarta: Evarianus Supar
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2021