Jakarta (ANTARA News) - Salah seorang penari senior Indonesia, Elly Luthan, mengaku sangat berharap tokoh dan cerita wayang kulit dapat diterima dan dipahami filosofinya generasi muda Indonesia.Bersama Teater Koma yang akan menggelar pementasan terbaru berjudul "Republik Petruk" pada 9 hingga 25 Januari 2009, Elly mengemas penampilan para tokoh-tokoh pewayangan dengan koreografi tari yang lebih menarik dan kostum yang unik. "Harapan saya lewat `Republik Petruk` bisa menembus ke generasi masa kini, saya memimpikan bagaimana wayang dengan pakemnya itu akhirnya bisa disukai dan dipahami oleh anak-anak muda," katanya dalam konferensi pers pementasan "Republik Petruk" di Jakarta, Sabtu. Elly adalah Penata Gerak dalam pementasan "Republik Petruk". Ia dipilih langsung oleh sutradara dan pemimpin Teater Koma, Nano Riantiarno, untuk memberi warna dalam cerita Petruk. Menurut Elly, ide untuk membawa tokoh pewayangan seperti Petruk ke dalam pementasan teater adalah ide yang bagus dan luar biasa. Ia juga sangat terinspirasi untuk dapat menyampaikan filosofi-filosofi dalam wayang yang sangat luhur pada generasi muda dengan cara-cara baru yang dapat diterima. "Saya ingin menyampaikan filosofi Jawa tanpa keruwetan, bagaimana agar mereka juga menyukai wayang yang sarat nilai-nilai positif itu," katanya. Dalam pementasan ini salah satu perombakan yang dilakukan Elly beserta tim produksi Teater Koma adalah mengubah gaya dandanan Petruk dan tokoh wayang lainnya menjadi lebih modern dengan gaya Harajuku. Musik yang ditampilkan juga tidak melulu gending Jawa, tapi juga musik yang lebih modern, seperti hip hop dan pop. Elly mengatakan "Republik Petruk" merupakan produksi ke-116 Teater Koma dan merupakan lakon pamungkas dari Trilogi Republik. Dua judul sebelumnya adalah "Republik Bagong" (2001) dan "Republik Togog" (2004) yang ceritanya ditulis dan disutradarai oleh Nano Riantiarno. "Ini adalah pertama kalinya aku berproses untuk teater. Selama ini selalu berproduksi untuk pementasan tari saja," katanya. Elly mengungkapkan, meski baru pertama kali terlibat sebagai penata gerak untuk pementasan teater, ia mengaku sangat terharu dan senang berproses bersama Teater Koma. "Saya mendapatkan hal yang tidak saya peroleh di saat berposes di dunia tari. Di Teater Koma, saya merasakan kebersamaan yang luar biasa, saya dianggap keluarga sendiri dan meski saya baru di sini, saya merasa seperti orang yang sudah lama saja," demikian Elly. (*)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2009