New York (ANTARA News/AFP) - Saham Wall Street "rebound" (berbalik naik) pada Kamis waktu setempat, terangkat laba perusahaan yang lebih baik dari perkiraan, meskipun ada ketidakpastian ekonomi.

Dow Jones Industrial Average melompat 201,77 poin (1,99 persen) menjadi 10.322,30 di akhir perdagangan.

Keuntungan lebih dari menghapuskan kerugian 109 poin yang diderita sehari sebelumnya ketika Ketua Federal Reserve Amerika Ben Bernanke di sebuah sidang dengar pendapat di Kongres menyoroti prospek ekonomi AS "luar biasa tak menentu".

Indeks komposit teknologi Nasdaq meningkat 58,56 poin (2,68 persen) menjadi 2.245,89 dan pasar lebih luas indeks S&P 500 naik 24,07 poin (2,25 persen) ke penutupan sementara 1.093,66.

Pasar mengabaikan serangkaian data ekonomi bervariasi dan fokus pada laba kuartal kedua, khususnya anggota Dow AT&T, Caterpillar dan 3M -- yang semuanya di atasnya proyeksi laba analis.

Sentimen pasar "meningkat pada kebanyakan laporan laba yang lebih baik dari yang diantisipasi dan banyak rilis ekonomi yang menguntungkan di Eropa," analis di Charles Schwab & Co mengatakan dalam sebuah catatan kepada kliennya.

"Suasana di antara pelaku pasar tetap jelas positif," analis dari Briefing.com mengatakan dalam sebuah catatan yang terpisah.

Pasar telah dibebani berbagai data ekonomi pada Kamis yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi lebih lambat.

Departemen Tenaga Kerja melaporkan bahwa klaim baru tunjangan pengangguran AS naik lebih dari yang diharapkan pada minggu lalu, setelah dua minggu menurun tajamsebagian besar terkait dengan PHK musiman.

Klaim awal pengangguran melonjak lebih dari delapan persen menjadi disesuaikan berkala 464.000 dalam pekan yang berakhir 17 Juli -- pertama kalinya tahun ini klaim baru tidak jatuh lebih dari dua minggu berturut-turut.

Penjualan existing-home (rumah yang sebelumnya telah dimiliki atau rumah yang sudah dibangun sebelumnya selama satu bulan atau dikenal juga dengan home resales/rumah bekas) di AS jatuh untuk kedua bulan berturut-turut pada Juni, National Association of Realtors (NAR) mengatakan, mencerminkan kelemahan dalam industri perumahan yang berada di pusat krisis keuangan.

Penjualan rumha keluarga tunggal, town homes dan kondominium tergelincir 5,1 persen menjadi 5,37 juta unit dari 5,66 juta pada Mei.

Dan Conference Board, sebuah perusahaan riset bisnis terkemuka, mengatakan, pandangan ke depan indeks ekonomi terkemukanya, tergelincir untuk kedua kalinya dalam tiga bulan terakhir menggarisbawahi pertumbuhan yang lambat. (A026/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010