Butuh intelijen yang lebih kuat dan intelijensia yang lebih gesit....
Jakarta (ANTARA) - Ketua Dewan Pembina Dewan Pimpinan Pusat Peduli Bangsa Nusantara (DPP PBN) Rahmat Bastian menyatakan perlu intelijen yang lebih kuat untuk menumpas kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua.
"Butuh intelijen yang lebih kuat dan intelijensia yang lebih gesit hasil gemblengan bertahun-tahun untuk mampu mengantisipasi gerak-gerik KKB," kata Rahmat Bastian, di Jakarta, Kamis.
Menurutnya pula, dalam menanggulangi serangan KKB bisa melalui tindakan counter intelligent, counter action yang efektif.
Namun, sebelum mampu menumpas hingga ke akar-akarnya, lebih baik menurut dia, untuk merangkul rakyat di sekitar lokasi agar saksama melihat gerak-gerik KKB.
"Satu hal yang tidak kalah penting, kita harus tingkatkan kesejahteraan sosial masyarakat di sana selama masa pandemi dan resesi ini, agar lebih peduli terhadap aktivitas bela negara yang terjadi di sekelilingnya," ujarnya lagi.
Menurutnya, dukungan dari masyarakat hingga politisi agar TNI-Polri menumpas tuntas gerakan kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang menebar teror kepada masyarakat di Papua terus mengalir.
Meski ada juga yang kontra dengan penumpasan itu atas nama hak asasi manusia (HAM).
Namun, keganasan KKB yang terakhir menewaskan Kepala Badan Intelijen Negara Daerah (Kabinda) Papua Mayjen TNI Anumerta I Gusti Putu Danny Karya Nugraha, Minggu (25/4) lalu, menimbulkan kegeraman di masyarakat.
Ditambah lagi, anggota KKB di Papua juga melakukan pembunuhan terhadap warga, guru, siswa, dan kepala sekolah, serta membakar sekolah dan rumah kepala suku serta kegiatan teror lainnya.
Menanggapi hal tersebut, Ketua DPP PBN Rahmat Bastian menegaskan kembali, perlu intelijen yang kuat sebagai langkah menumpas KKB.
Baca juga: KKB sebagai teroris, Mahfud minta TNI-Polri lakukan tindakan tegas
Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2021