Jakarta (ANTARA) - Nia, remaja yang tengah berkunjung ke Pameran Artefak Nabi Muhammad SAW tidak sengaja meneteskan air mata saat mengelilingi area pameran yang berlokasi di Jakarta Islamic Center, Koja, Jakarta Utara.
"Saya terharu melihat peninggalan Nabi Muhammad SAW beserta sahabat-sahabatnya," kata Nia yang ditemui ANTARA saat tengah meremas-remas tisu yang sudah basah di area pameran, Kamis.
Pameran artefak Nabi Muhammad SAW yang diselenggarakan pada 23 April sampai dengan 3 Mei 2021 diselenggarakan oleh Autentik Islamic Artefak yang didukung Pemprov DKI Jakarta.
"Saya penasaran banget ingin melihat secara langsung, karena yang saya tahu sebelumnya itu cuma ada di Brunnei dan Malaysia. Sekarang sudah ada di Indonesia jadi ini merupakan kesempatan bagi saya untuk melihat secara langsung," kata Nia yang berkunjung bersama teman-temannya.
Begitupun Aulia, pengunjung dari Jakarta Timur, yang mengaku ikut terharu pada saat melihat artefak ini. "Terharu banget bisa ngeliat peninggalan Nabi secara langsung, rasanya deg-degan dan terharu," katanya.
Di dalam ruang pameran yang luas dan nyaman, pengunjung dapat melihat langsung barang-barang yang pernah melekat pada tubuh Nabi Muhammad, mulai dari rambut, janggut, sorban, darah, dan sebagainya.
Menurut muthawif (pemandu) pameran, Ludi, artefak (peninggalan sejarah) ini dikumpulkan dari berbagai negara diantaranya Saudi Arabia, Mesir, Turki dan Yordania.
Baca juga: Yuk lihat artefak peninggalan Nabi Muhammad di Jakarta Islamic Center
Sedangkan Project Officer Pameran Artefak Nabi Muhammad SAW, Deni Nur Alam mengatakan tujuan dari penyelenggaraan artefak ini untuk menumbuhkan rasa cinta kepada Rasulullah SAW beserta para sahabatnya.
"Benda-benda bersejarah ini kami ingin perkenalkan kepada umat Islam, tentunya ini sangat jarang ditemui," kata Deni.
Deni mengatakan pameran ini sudah terselenggara sejak tahun 2020 menurut rencana akan di selenggarakan hingga dua tahun ke depan ke berbagai provinsi di Indonesia.
"Rangkaian pameran ini akan berlangsung selama dua tahun ke depan, road show ke berbagai provinsi setelah tahun kemarin diresmikan langsung Wakil Presiden K.H Ma'ruf Amin," katanya.
Keaslian artefak ini sudah terjamin karena semuanya mengantongi sertifikat langsung dari negara asal masing-masing. Barang-barang peninggalan ini juga dipelihara dengan telaten dan cermat oleh tim arkeologi dari Malaysia dan Indonesia yang dilatih secara khusus untuk merawat artefak ini selama berada di Indonesia.
Deni menjelaskan sampai dengan Kamis ini pengunjung tertinggi pameran sebanyak 700 orang dengan rata-rata di hari-hari biasa 300 orang yang berasal dari luar maupun dalam kota. Pameran digelar mulai pukul 10.00 sampai 20.00 WIB.
Baca juga: Polisi pantau prokes di Masjid Jakarta Islamic Center
Suasana yang nyaman dan tenang dengan adanya lantunan "shalawat" membuat pengunjung betah untuk berlama-lama menikmati barang yang dipamerkan atau merekam melalui kamera ponsel.
Beberapa pengunjung juga terlihat sangat antusias bahkan terharu saat melihat artefak peninggalan Nabi Muhammad SAW.
Selain artefak peninggalan nabi beserta sahabatnya pameran ini juga memperlihatkan lukisan kaligrafi timbul tiga dimensi yang dijual kepada pengunjung yang berminat dengan harga mulai dari Rp9 juta sampai yang paling mahal mencapai Rp33 juta.
Pengunjung dilarang untuk menyentuh artefak, tidak boleh foto membelakangi atau mode "selfie" dan juga untuk tidak menempelkan tangan di kaca tempat artefak itu berada karena membuat kaca menjadi buram.
Pameran ini merupakan tempat yang sangat direkomendasikan untuk ngabuburit sambil menunggu Adzan Magrib. Untuk berkunjung ke tempat ini dikenakan biaya Rp50.000 per orang untuk infaq.
Jika masyarakat ingin berkunjung dengan kendaraan pribadi seperti sepeda motor dan mobil, tersedia tempat parkir yang luas dan terlindung pohon rindang. Lokasi parkir tersebut juga tidak jauh dari ruang pameran.
Atau bisa juga menggunakan transportasi umum seperti KRL, turun di Stasiun Plaza Koja lalu berjalan kaki sampai ke JIC atau dapat juga menggunakan ojek daring.
Pewarta: Anisyah Rahmawati/Ganet Dirgantara
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2021