Jakarta (ANTARA) - PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau RNI mengungkapkan alasan Menteri BUMN Erick Thohir berencana membeli peternakan sapi di Belgia dalam rangka transformasi pangan.
"Kenapa Belgia? Karena bapak Menteri BUMN Erick Thohir melihat ada jenis sapi yakni Sapi biru belgia atau Belgian Blue di sana yang memiliki berat kurang lebih antara 900 Kg sampai dengan 1,2 ton," ujar Direktur Utama RNI Arief Prasetyo Adi dalam konferensi pers daring di Jakarta, Kamis.
Menurut Arief, Menteri BUMN Erick Thohir sudah bertemu dengan duta besar Belgia, kemudian sudah menyampaikan untuk mencoba mencari alternatif peternakan sapi di Belgia. Walaupun sebenarnya Menteri BUMN juga sudah membuka peluang dari negara-negara lain.
Baca juga: PT RNI sambut baik rencana pembelian peternakan sapi di Belgia
Kemudian setelah Menteri BUMN menyampaikan, PT RNI mempelajari semuanya dan bertemu dengan Atase Pertanian di Brussels, lalu mengundang akademisi, tokoh-tokoh pangan terutama yang membidangi perdagingan serta sebagainya.
"Banyak yang kita pelajari, jadi ini belum final namun ini adalah terobosan yang harus dilakukan oleh klaster pangan saat ini. Problema, identifikasi dan tantangannya sama setiap tahun tetapi kita perlu terobosan-terobosan," kata Dirut RNI tersebut.
Dia juga menambahkan bahwa alternatif yang juga dibuka dan ditawarkan oleh RNI selaku calon induk holding BUMN Pangan apabila membawa perusahaan-perusahaan dari luar negeri untuk masuk ke Indonesia sebagai investor apakah sebagai investor mayoritas maupun minoritas itu bisa didiskusikan.
Baca juga: Anggota Komisi VI apresiasi rencana akuisisi peternakan sapi Belgia
Misalnya PT Berdikari memiliki lahan seluas 6.000 hektar berlokasi di Sidrap, Sulawesi Selatan apakah bisa dikerjasamakan, kemudian BUMN-BUMN pangan juga memiliki beberapa lokasi lain.
"Teknologinya dari mitra luar negeri seperti Belgia atau ke depannya dari Meksiko, atau Australia yang paling dekat, semua kita buka kemungkinannya," kata Arief.
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021