Muaraenim, Sumsel (ANTARA News) - Puluhan ribu hektare tanaman kopi warga Kecamatan Semendo, Kabupaten Muaraenim, Sumatera Selatan, gagal panen akibat dilanda hujan es yang terjadi beberapa waktu lalu.
"Pada tahun 2009 lalu kami mengalami tiga kali dilanda hujan es, kondisi ini membuat puluhan ribu hektare tanaman kopi mengalami penurunan produksi hasil panen. Sebab pengaruh hujan es tersebut bunga dan buah kopi baru berumur sekitar satu bulan banyak runtuh," kata Asruni, warga Desa Datar Lebar Kecamatan Semendo Darat Ulu, Kamis.
"Setiap tahun di wilayah Kecamatan Semendo sering mengalami hujan tapi tidak parah seperti yang kami alami pada tahun 2009 lalu," ungkapnya.
Lanjut dia, keadaan ini merupakan kejadian terparah dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir ini karena ada petani yang hanya mendapat 200 hingga 300 kg per hektare, padahal sebelumnya 1-1,5 ton.
"Ada dua daerah terparah di Kecamatan Semendo Darat Ulu dan sebagian Kecamatan Semendo Darat Tengah. Hujan es sebesar ibu jari kaki bukan hanya merusak tanaman saja tapi termasuk atap rumah dari seng juga mudah bocor," kata dia.
"Memang dampak bencana alam ini tidak terlalu dirasakan sebab warga sudah banyak beralih kepada pertanian lain seperti menanam sayuran," kata dia.
Menurut dia, hujan yang terkadang disertai butiran es berupa butiran salju dan cairan putih bila mengenai daun sayur, bunga dan buah kopi akan membusuk apalagi setelah hujan langsung terkena panas matahari tidak disusul dengan hujan.
Senada diungkapkan, Nazarudin, hujan es tidak mengenal waktu terkadang saat kopi sedang masa berbunga dan terbentuk bakal buah datang.
"Pada siang harinya kondisi kopi mulai menguning setelah beberpa minggu kemudian akan runtuh dengan sendirnya, sedangkan kalau sayuran langsung layu dan membusuk," ungkap dia.
Wakil Bupati Kabupaten Muaraenim, Nurul Aman, mengatakan memang sulit dilakukan penanggulangan terhadap bencana alam tersebut karena peristiwa itu merupakan gejala alam. Namun sebagai langkah mengatasinya dengan melakukan usaha lain agar saat panen kopi gagal ada alternatif lain seperti tanam sayur, beternak dan pengembangan perikanan.
"Sudah saatnya jika warga di Kecamatan Semendo merobah pola pertanian dengan mengembangkan sub sektor lainya, jadi tidak semata-mata hanya mengandalkan kopi saja," ungkap dia.(ANT127/E001)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010