Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Kamis sore turun 20 poin menjadi Rp9.060-Rp9.070 per dolar, karena pasar masih negatif akibat pertumbuhan ekonomi global yang masih tak menentu.

Analis PT First Asia Capital, Irfan Kurniawan di Jakarta, mengatakan, pelaku pasar melepas rupiah, namun posisinya dinilai masih cukup aman dalam kisaran Rp9.000 sampai Rp9.100 per dolar AS.

Penyebab melemahnya rupiah, karena bursa Wall Street melemah yang mengimbas pasar modal Indonesia, katanya.

Menurut Irfan Kurniawan, rupiah sepanjang pekan ini cenderung tertekan, apalagi dengan masuknya Bank Indonesia ke pasar melakukan intervensi.

Namun ke depan peluang rupiah untuk naik masih besar, apalagi minat investasi asing di pasar domestik masih tinggi, ucapnya.

BI, lanjut dia, masih berada di pasar menjaga rupiah agar tidak bergerak dalam kisaran yang melebar.

Apalagi kecenderungan pasar, bahwa rupiah masih berpeluang untuk kembali menguat melihat investasi asing di dalam negeri meningkat, ujarnya.

Ia mengatakan, rupiah kemungkinan masih tetap berada dilevel Rp9.060-Rp9.080 per dolar, karena ketatnya pengawasan BI di pasar.

"Kami optimis rupiah masih akan berada dalam kisaran tersebut, meski peluang untuk naik hingga mencapai Rp9.000 per dolar masih cukup besar," katanya.

BI, menurut dia, tidak menginginkan rupiah berada di bawah angka Rp9.000 per dolar, karena otoritas moneter juga mempunyai kepentingan terhadap dolar.

Otoritas moneter tidak menginginkan mengalami defisit dalam penerimaan dari ekspor, ujarnya.
(T.H-CS/B012/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010