Bandung (ANTARA News) - Pertandingan lanjutan perdelapan final Piala Indonesia antara Persib Bandung melawan Arema Indonesia di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang Kabupaten Bandung, dipastikan tanpa penonton.

Sekretaris Panpel Persib, Budi Bram, mengungkapkan hal itu saat dihubungi wartawan Kamis di Bandung.

Menurut Panpel, kepastian pada Rabu petang itu disebabkan lapangan Siliwangi yang rusak serta kendala teknis lainnya seperti masalah keamanan bagi tim Arema.

"Dengan rusaknya lapangan di Siliwangi, kami terpaksa mencari stadion lain, setelah melakukan kordinasi dengan manajemen dan panpel, kita putuskan akhirnya di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang," ujar Budi Bram.

Kepindahan tersebut sangat mendadak, sehingga membuat pihak manajemen dan panpel di Bandung bingung mencari-cari tempat yang layak dan standar.

Selain kondisi di stadion Siliwangi yang rusak, juga faktor keamanan terhadap tim tamu jelang laga kedua babak perdelapan final Piala Indonesia yang kini digelar di Bandung.

Sebelumnya Persib kalah dari Arema 0-3, saat persib bermain di Kandang Arema di Stadion Kanjuruhan Malang.

Dengan digelarnya pertandingan tanpa penonton, pengamanan di Stadion Si Jalak Harupat sendiri akan diperketat guna menghindari adanya Bobotoh yang datang ke Stadion.

"Kita berharap agar bobotoh menonton saja di rumah, karena akan disiarkan langsung nanti sore pkl 15.30 WIB, apabila ada yang nekat datang ke Stadion akan dihalau oleh aparat kepolisian, bahkan pintu masuk ke Stadion pun hanya di buka satu akses yakni di pintu utama," ujar Budi Bram.

Hingga kini persiapan menjelang laga antara Persib dengan Arema Indonesia Rabu petang, pihak panpel hingga kini masih mengurus administrasi terkait ijin penyelenggaraan.

"Mudah-mudahan proses perijinan dan administrasinya selesai sebelum pertandingan di mulai sore nanti, karena sehari sebelumnya pihak Panpel dan Manajemen mendapat ijin dari Kapolres Bandung secara lisan, sehingga hari ini kami baru mengajukan surat perijinan tersebut secara administrasi" ungkap Budi Bram.
(ANT214/A008)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010