Jakarta (ANTARA News) - Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia, Kamis pada pembukaan pasar melemah, karena pelaku aktif melepas saham untuk mencari untung.
Namun posisi indeks Harga Saham Gabungan masih berada di level 3.000 poin, akibat merosotnya saham-saham di Wall Street
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) turun 0,27 persen atau 8,119 poin menjadi 3.004,960 dan indeks LQ-45 berkurang 2,215 poin menjadi 581,830.
Analis bidang sekuritas, Krisna Dwi Setiawan di Jakarta, mengatakan, aksi lepas saham oleh pelaku pasar terhadap saham unggulan dan murah menekan indeks BEI turun.
Meski indeks BEI meski tertekan, namun posisinya masih berada di level 3.000 poin, ujarnya.
Aksi lepas saham oleh pelaku, lanjut dia selain untuk mencari untung setelah indeks menguat tajam, juga karena komentar Ketua Bank Sentral AS (The Fed) bahwa prospek ekonomi global masih suram.
Pernyataan The Fed mengakibatkan pelaku lebih cenderung mengikuti dengan melepas saham, meski faktor ekonomi makro Indonesia masih tetap bagus, ucapnya.
Saham-saham yang mengalami koreksi antara lain Gudang Garam turun Rp450 menjadi Rp35.750-, saham Indo Tambang Mega melemah Rp350 menjadi Rp38.700, saham Bukit Asam turun Rp200 menjadi Rp16.750, saham Bank BCA melemah rp50 menjadi Rp1.760 dan saham Bank BTN turun Rp10 menjadi Rp1.760.
Menurut dia, pelaku juga menunggu munculnya saham Pertamina yang diperkirakan akan dapat menggerakkan pasar lebih jauh.
Pertamina merupakan salah satu perusahaan pemerintah bergerak di sekto perminyakan menurut rencan akan melakukan pendaftaran di pasar modal untuk mencari dana murah, karena itu kemunculan Badan Usaha Milik Negara sangat ditunggu pelaku pasar.
Karena itu peluang indeks BEI untuk naik menjauhi angka 3.000 poin akan semakin besar, tuturnya.
(H-cs/A024)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010