"Korpri saya harapkan tetap pada landasan idiil UUD 45 dan Pancasila, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika. Prinsip itu harus tetap dipegang. Korpri juga bukan organisasi biasa namun sebagai lembaga untuk membangun bangsa," kata Wapres Boediono, saat memberikan pengarahan pada Seminar Nasional Korpri, di Gedung Bidakara Jakarta, Kamis.
Hadir dalam seminar itu Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi, Menteri BUMN Mustafa Abubakar, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi EE Mangindaan, serta Ketua Umum Korpri Diah Anggraeni.
Menurut Wapres, meskipun Korpri tidak menjadi alat penguasa namun tetap menjadi mitra pemerintah untuk melaksanakan tujuan bersama dan jangan pula dihadap-hadapkan untuk saliong bertentangan satu sama lain.
Boediono mengingatkan pula, jangan sampai energi masyarakat terbuang sia-sia hanya untuk memikirkan hal-hal yang tidak bermanfaat dan tidak ada gunanya.
"Alangkah sayangnya energi kitya kalau hanya untuk mengurus sesuatu yang tidak ada manfaatnya, sementara di negara maju sudah berjalan di depan. Kalau kita masih saja bertarung di dalam nanti anak cucu kita akan mencatat yang tidak baik," kata Wapres.
Korpri, kata Wapres, selalu dekat dengan pemerintah dan kalau dulu harus dekat dengan kekuasaan tapi saat ini juga tidak boleh sebagai alat kekuasaan di luar pemerintah.
Wapres mengingatkan kalau Korpri sudah menjadi alat politik praktis maka tidak punya lagi sebagai alat pemersatu dan Korpri bisa disejajarkan seperti TNI dan Polri.
"Artinya kalau Korpri, TNI dan Polri pecah maka kita semua aka rugi karena tidak lagi memiliki alat pemersatu," kata Wapres Boediono.
Meskipun anggota Korpri tidak boleh berpolitik, Wapres mengatakan, bukan berartyi anggota tidak boleh memiliki pandangan partai, karena itu hak azazi setiap manusia yang juga harus dihormati.
"Untuk itu anggota Korpri yang ingin menyalurkan pandangan politik, ada saluran politik dan tentunya ada jalan dan aturannya," kata Boediono.
Wapres mengingatkan pula, di era reformasi seperti sekarang ini banyak kekuatan yang berusaha menarik keluar atau ingin memecah belah tanpa kita sadari, sehingga upaya tersebut harus tetap diwaspadai.
"Peran yuang menyatukan kita semua kadangkala sering dilupakan dan tidak tidak boleh terjadi," kata Wapres.
(ANT/A024)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010