Standing ovation diberikan oleh seluruh penonton sebagai bentuk apresiasi bagi penampilan CuciOtak malam itu, ujar Indra Soeharto, mahasiswa Indonesia, yang tengah menempuh program pasca sarjana di Manchester Business School, University of Manchester, kepada Antara, Kamis.
Teater CuciOtak, yang diwakili oleh tujuh orang anak muda dan dua pembina, menampilkan lakon yang menggabungkan teater dan wayang kulit menceritakan tentang kisah perjuangan Ken Arok di jaman kerajaan Singosari.
Salah seorang penonton asal Inggris, Matt (26), mengaku sangat menikmati penampilan CuciOtak. Walaupun lakon yang ditampilkan oleh CuciOtak menggunakan bahasa Indonesia, Matt merasa tidak kesulitan mengikuti jalan cerita yang disajikan, karena masing-masing pemain menampilkan kualitas akting yang luar biasa.
"I feel hypnotized by their performance!" Ujar Aaron (25) salah seorang panitia festival ini. Bahkan, kelompok teater asal Amerika Serikat, First Wave, mengaku sangat terinspirasi dengan penampilan CuciOtak malam itu.
Pertunjukan ini dilakukan dalam rangkaian Festival Teater Contacting the World yang merupakan festival teater internasional untuk kaum muda yang diikuti oleh 12 kelompok teater dari 10 negara terpilih dan tahun ini adalah tahun kelima penyelenggaran festival ini.
Selama satu minggu, dari tanggal 18 Juli sampai 25 Juli, masing-masing kelompok teater akan tampil bergiliran di Contact Theatre Manchester.
Selain itu, akan ada juga serangkaian workshop dan penampilan dari beberapa kelompok yang pernah mengikuti festival ini di tahun-tahun sebelumnya. Rangkaian acara festival akan ditutup dengan gelaran "street performance" yang akan mengambil tempat di jalanan kota Manchester.
Ketika dihubungi seusai pertunjukan, Achmad Rosidi dan Yul Ardhi Antono (pembina kelompok teater Cuci Otak) mengaku amat bangga dengan sambutan yang diberikan oleh masyarakat internasional terhadap kesenian tradisional Indonesia.
Menurut mereka, hal ini seharusnya bisa memacu kaum muda Indonesia untuk tidak berhenti mencintai kesenian tradisional. Tak lupa, Ardhi juga berterimakasih atas dukungan kementrian pemuda dan olahraga dan komisi x DPR RI yang sudah mendukung penuh partisipasi kelompok teater CuciOtak di festival teater Contacting the World.
Komunikasi Officer James Stanley, menyebutkan festival teater Contacting the World diikuti 150 orang muda dari dua belas perusahaan teater muda dari berbagai negara seperti Jamaika, Palestina, Iran, Demark, Belanda, Amerika Serikat, Inggris, Swiss, Afrika Selatan dan India yang akan tampil dalam festival selama seminggu.
Sementara itu pembina kelompok teater Cuci Otak Yul Ardhi Antono yang dihubungi melalui telepon mengakui mereka mendapat dukungan dari Menpora Andi Mallarangeng yang melepas rombongan Forum Komunitas Seni Budaya Cuci Otak dari Pasuruan Jawa Timur mewakili Indonesia pada pentas kesenian "International Contacting the World" di Manchester, Inggris.
Yul Ardhi Antono (28) alias Ki Ardhi Poerbo Antono, merupakan sosok pemuda berprestasi yang pada usia muda telah mendapat apresiasi dari Menteri Pemuda dan Olahraga sebagai Pemuda Pelopor Nasional untuk kategori seni, budaya, dan pariwisata, pada 2009.
Ardhi mengakui, setelah terpilih dan mendapat undangan dari panitia ICW untuk tampil pentas ICW di Manchester, Inggris, mengalami kesulitan untuk bisa berangkat ke Inggris. "Kami mendapat dukungan dari Menpora dan juga sumbangan dari berbagai pihak."
Diantaranya dari anggota Komisi X DPR, Theresia Pardede yang merasa tergugah dengan semangat dan komitmennya dalam membanguan kesenian. Theresia membantu Ardhi dan teater Cuci Otak untuk mendapat fasilitas dari lembaga terkait seperti Menteri Pemuda dan Olahraga dan Menteri Pendidikan Nasional. (ZG/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010