Ia di Kendari, Kamis, mengatakan, yang paling penting dalam salat ialah menggadapkan diri ke kiblat, bukan mengarah kiblat. 'Sewaktu mau salat, kita berniat menghadap ke Ka'bah, dan niat menentukan semuanya, jadi tidak ada masalah," katanya.
Muis memperkirakan 20 persen dari dua ribu mesjid yang tersebar di provinsi ini, melenceng rata-rata dua derajat dari ka'bah, yang terutama disebabkan kekeliruan sejak awal pembangunan fisik mesjid.
"Seharusnya condong ke arah barat laut 26 derajat dari barat," katanya
Sebelumnya, kata dia, pihaknya sudah memperbaiki sejumlah mesjid, sehingga tepat mengarah kiblat, jauh sebelum Majelis Ulama Indonesia mengeluarkan fatwa yang terkait. Rata-rata mesjid tersebut diarahkan dua derajat ke barat laut dari posisi semula.
Umat Islam yang meragukan kebenaran arah mesjidnya, diminta menghubungi Kantor Kemenag di kabupaten dan kota masing-masing atau langsung pada Kemenag Sultra, untuk diverifikasi.
Selain itu, pengurus mesjid bisa memeriksa arah mesjid masing-masing, dan membenarkannya bila terdapat kesalahan. "Cukup merubah shaf (barisan, red) salat, tidak perlu membongkar fisik mesjid," saran Muis. (ANT178/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010