Baquba, Irak (ANTARA News/AFP) - Ledakan bom mobil merenggut 30 jiwa dan mencederai 46 orang di dekat sebuah masjid di daerah Syiah kota Baquba, sebelah utara Baghdad, Rabu, kata sejumlah pejabat keamanan.

Bom yang dipasang di sebuah mobil yang diparkir dekat masjid Syiah di daerah Abu Sayeeda di kota itu meledak sekitar pukul 18.00 waktu setempat (pukul 22.00 WIB), menurut seorang pejabat dari Komando Operasi Baquba.

Polisi memberlakukan larangan keluar rumah di daerah itu karena mereka curiga ada bom-bom lain, kata pejabat itu.

Provinsi Diyala, yang beribukota Baquba, seringkali menjadi sasaran serangan gerilyawan Al-Qaeda yang berusaha mengobarkan ketegangan di tingkat masyarakat.

Senin, ledakan bom mobil yang diparkir di depan sebuah kedai kopi menewaskan tujuh orang dan dan melukai 21 lain di kota itu, kata polisi.

Bom mobil juga meledak Selasa, melukai enam orang Iran dan dua orang Irak. Serangan itu ditujukan pada sebuah bis di Jadidat al-Shat ke arah barat kota itu.

Juga Rabu di provinsi Diyala, seorang prajurit AS tewas dalam ledakan bom pinggir jalan, demikian diumumkan militer AS.

"Seorang prajurit Divisi Utara AS tewas hari ini di provinsi Diyala ketika kendaraan prajurit itu diserang bom improvisasi," kata militer AS dalam sebuah pernyataan.

Sebanyak 4.413 prajurit AS tewas sejak invasi pimpinan AS pada 2003 menggulingkan mantan Presiden Saddam Hussein yang kini telah dieksekusi.

Ketidakpastian politik setelah pemilihan umum 7 Maret telah menyulut peningkatan kekerasan dalam beberapa bulan terakhir.

Sebanyak 284 orang -- 204 warga sipil, 50 polisi dan 30 prajurit -- tewas pada Juni, kata kementerian-kementerian kesehatan, pertahanan dan dalam negeri di Baghdad kepada AFP.

Menurut data pemerintah, 337 orang tewas dalam kekerasan pada Mei.

Kekerasan di Irak mencapai puncaknya antara 2005 dan 2007, kemudian menurun tajam, dan serangan-serangan terakhir itu menandai terjadinya peningkatan.

Hampir 400 orang tewas dan lebih dari 1.000 lain cedera tahun lalu dalam serangan-serangan bom terkoordinasi di sejumlah gedung pemerintah, termasuk kementerian-kementerian keuangan, luar negeri dan kehakiman pada Agustus, Oktober dan Desember.

Pemilihan umum pada 7 Maret tidak menghasilkan pemenang yang jelas dan bisa memperdalam perpecahan sektarian di Irak, yang menimbulkan kekhawatiran mengenai peningkatan kekerasan ketika para politikus berusaha berebut posisi dalam pemerintah koalisi yang baru.

Seorang jendral senior AS dalam wawancara dengan AFP beberapa waktu lalu memperingatkan, gerilyawan mungkin akan melancarkan serangan-serangan yang lebih mengejutkan seperti pemboman dahsyat di Baghdad pada 25 Oktober, menjelang pemilihan umum Maret.

Mayor Jendral John D. Johnson mengatakan bahwa meski situasi keamanan akan stabil pada pertengahan tahun ini, kekerasan bermotif politis yang bertujuan mempengaruhi bentuk pemerintah mendatang merupakan hal yang perlu dikhawatirkan.

Dua serangan bom bunuh diri menewaskan 153 orang di Baghdad pusat pada 25 Oktober.

Rangkaian serangan dan pemboman sejak pasukan AS ditarik dari kota-kota di Irak pada akhir Juni telah menimbulkan pertanyaan mengenai kemampuan pasukan keamanan Irak untuk melindungi penduduk dari serangan-serangan gerilya seperti kelompok militan Sunni Al-Qaeda. (M014/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010