aksi para suporter itu bisa menyebabkan Kepolisian tidak mengeluarkan izin untuk Liga 1 dan 2
Jakarta (ANTARA) - Dari sisi pertandingan, turnamen sepak bola memperebutkan Piala Menpora 2021 telah selesai dan sukses, meski diselenggarakan di tengah pandemi virus corona (COVID-19).
Di puncak turnamen, Persija Jakarta mampu memenuhi ambisinya setelah mengalahkan Persib Bandung dengan skor 2-1 dalam pertandingan final babak (leg) kedua di Stadion Manahan Solo, Jawa Tengah, Minggu (25/4) malam.
Keunggulan Persija 2-1 atau agregat 4-1, bertahan hingga wasit Agus Fauzan Arifin meniup peluit panjang tanda babak kedua berakhir. Peluit panjang wasit asal Yogyakarta itu menandai selesainya seluruh pertandingan dalam turnamen ini.
Namun, selesai di tingkat turnamen, ternyata muncul masalah di luar lapangan yakni persoalan pendukung (suporter) kedua kesebelasan.
Sejumlah pendukung Persija melakukan konvoi kemenangan di jalan-jalan Ibu Kota lalu berkumpul di Bundaran Hotel Indonesia (HI) Jakarta pada Senin dinihari (26/4). Mereka merayakan kemenangan tim kesayangannya.
Kerumunan massa tersebut mulai berkumpul pada Senin sekitar pukul 00.00 WIB. Petugas kemudian mendatangi lokasi dan melakukan pembubaran.
Pada pukul 03.00 WIB situasi sudah kembali normal. Tak hanya membubarkan kerumunan, Polda Metro juga menciduk 65 suporter Persija Jakarta.
Baca juga: Presiden Persija tuding kerumunan Jakmania di Bundaran HI ulah oknum
Ke-65 suporter Persija Jakarta atau Jakmania digiring ke Polda lantaran melanggar kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro. Kebijakan pengetatan aktivitas publik itu untuk menekan penularan COVID-19.
Sebanyak 65 tersebut terdiri atas 52 orang dewasa dan anak-anak 12 orang. Kemudian ada satu perempuan dewasa. Terhadap mereka pun dilakukan tes cepat COVID-19 dan hasilnya negatif.
Kerusakan
Di Bandung, pendukung Persib yang kecewa kemudian mendatangi Graha Persib dan melakukan razia (sweeping) terhadap kendaraan berplat B Jakarta. Kericuhan sempat berlangsung di lokasi ini.
Apalagi diduga ada oknum pendukung Persib (bobotoh) melakukan pelemparan batu dan petasan obor ke arah gedung tersebut sehingga ada bagian yang rusak.
Polisi membubarkan kerumunan itu dan mengamankan sebanyak 10 oknum bobotoh.
Peristiwa itu terjadi pada Minggu malam, usai Persib dikalahkan Persija pada final Piala Menpora. Selain 10 bobotoh, polisi mengamankan enam unit sepeda motor yang digunakan para oknum bobotoh itu.
Kini persoalannya bergulir di Kepolisian masing-masing daerah. Di DKI Jakarta, sejumlah pihak diperiksa Polda Metro Jaya sebagai bagian dari penyelidikan atas dugaan pelanggaran protokol kesehatan (prokes).
Baca juga: Polda Metro identifikasi akun medsos pemicu kerumunan Jakmania
Kepolisian telah memeriksa pihak Persija dan Jakmania. Namun 65 orang yang ditangkap telah dipulangkan setelah dilakukan pendataan dan pembinaan.
Pada Rabu, Presiden Persija Mohammad Prapanca dan pengurus Jakmania memenuhi panggilan Polda Metro Jaya untuk dimintai keterangan terkait kerumunan Jakmania di Bundaran HI.
Pengurus Pusat The Jakmania pun menyampaikan permintaan maafnya atas ulah oknum suporter Persija Jakarta yang telah menimbulkan ketidaknyamanan dengan melakukan konvoi dan perayaan juara Piala Menpora 2021 di sekitar Bundaran HI.
Dari penjelasan Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus, tergambar bahwa bukan hanya pihak Persija dan Jakmania yang harus berurusan dengan polisi terkait kerumunan itu. Namun juga pihak yang diduga menggerakkan massa Jakmania.
Polda Metro Jaya telah mengidentifikasi sejumlah akun media sosial (medsos) yang diduga menghasut Jakmania untuk berkumpul di Bundaran HI guna merayakan kemenangan Persija atas Persib di Piala Menpora.
Polisi telah mengidentifikasi ada beberapa akun yang menjadi aktor dan menyuruh serta mengajak Jakmania. Keterlibatan oknum yang diduga menggerakkan massa Jakmania malam itu masih didalami.
Dalam konteks itulah, patut dicermati secara serius pernyataan Ketua DPD RI AA La Nyalla Mahmud Mattalitti yang menyayangkan aksi sejumlah suporter Persija maupun Persib
menyikapi hasil final Piala Menpora 2021.
Baca juga: The Jakmania minta maaf atas ulah oknum suporter Persija Jakarta
Sebagian dari mereka dinilai telah bertindak berlebihan.
Senator asal Jawa Timur yang pernah menjadi Ketua Umum PSSI itu khawatir sikap para suporter dapat berimbas pada rencana bergulirnya kembali kompetisi sepakbola Liga 1 dan Liga 2.
Euforia
Di luar proses hukum tersebut, banyak pihak juga menyesalkan dan menyayangkan terjadinya kerumunan tersebut.
Terjadinya kerumunan itu menunjukkan kesadaran sebagian warga Ibu Kota mengenai dampaknya terhadap potensi penyebaran virus corona perlu ditingkatkan lagi.
Namun harus diakui bahwa setiap klub sepak bola dimanapun memiliki pendukung fanatik. Persija dan Persib juga begitu.
Di lapangan hijau, kedua klub dipandang sebagai tim papan atas yang masing-masing lawannya adalah musuh bebuyutan.
Di luar lapangan, Jakmania dan bobotoh sama-sama punya fanatisme yang tinggi.
Baca juga: Polisi imbau Jakmania cegah kerumunan
Publik sepak bola tentu memahami seperti apa pengamanan Ibu Kota ketika Persib bertandang ke Jakarta.
Pun demikian bila Persija bertandang ke Bandung hingga pernah ada Jakmania yang tewas akibat keributan dengan bobotoh.
Fanatisme pendukung kedua kesebelasan sudah sampai pada titik itu. Karena itu dimanapun kedua klub bertanding dan apapun hasil dari pertandingannya itu bisa memicu gangguan situasi.
Persoalan di Bundaran HI dan di Graha Persib menunjukkan bukti asumsi tersebut. Begitu tingginya reaksi atas hasil pertandingan, Jakmania nekad berkerumun dan lupa virus corona.
Di Kota berbeda, bobotoh meluapkan kemarahannya akibat tim kesayangannya harus bertekuk lutut.
Tingginya fanatisme itu hingga benar-benar melupakan virus corona yang sangat mungkin gentayangan di kerumunan itu.
Juga tak takut melakukan pelanggaran hukum dengan tindakan merazia kendaraan dan merusak bagian dari markas klub kesayangannya.
Baca juga: Polisi amankan 10 oknum bobotoh yang ricuh di depan kantor Persib
Kerinduan
Terlepas dari sekedar fanatisme, munculnya kerumunan mungkin saja dilatari perasaan tertekan atas pembatasan aktivitas publik yang sudah lebih setahun. Rasa bosan dan jenuh memang membutuhkan relaksasi.
Meluapkan perasaan atas kemenangan klub akan mengobati rasa jenuh dan bosan yang terpendam sudah memasuki tahun kedua ini.
Di tengah kerinduan atas kemenangan tim kesayangan atas musuh bebuyutan pasti sedikit mengobati perasaan itu.
Di sisi berbeda, kekalahan klubnya atas musuh bebuyutan tentu laksana pil pahit yang tidak bisa menjadi penghibur di tengah jenuhnya menghadapi wabah ini. Demikian kecewanya sampai merusak fasilitas di markas klub kesayangan.
Namun tidak disadari bahwa aksi para suporter itu bisa menyebabkan Kepolisian tidak mengeluarkan izin untuk pelaksanaan Liga 1 dan Liga 2 tahun 2021/2022.
Baca juga: Ridwan Kamil: Perusak Graha Persib contoh orang berakhlak buruk
Karena itu para suporter perlu lebih dewasa menyikapi hasil sebuah pertandingan dan patuh terhadap regulasi.
Apalagi keberhasilan turnamen Piala Menpora 2021 menjadi pembuka pintu untuk digelarnya pertandingan resmi Liga 1 dan Liga 2.
Maka dalam situasi seperti ini yang terbaik adalah menahan diri sampai virus corona pergi.
Copyright © ANTARA 2021