BPPTKG masih mempertahankan status aktivitas Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.

Yogyakarta (ANTARA) - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyatakan Gunung Merapi mengalami 111 kali gempa guguran selama periode pengamatan pada Selasa (27/4) mulai pukul 00:00-24:00 WIB.

Kepala BPPTKG, Hanik Humaida melalui keterangan resminya di Yogyakarta, Rabu menyebutkan selain gempa guguran, pada periode pengamatan itu juga tercatat 17 kali gempa hybrid atau fase banyak, empat kali gempa hembusan, tiga kali gempa vulkanik dangkal, serta dua kali gempa tektonik.

Berdasarkan pengamatan visual di gunung api aktif itu teramati dua kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 800 meter mengarah ke barat.

Berikutnya, laju deformasi Gunung Merapi diukur menggunakan electronic distance measurement (EDM) Babadan rata-rata 0,6 cm per hari.

Hingga saat ini, BPPTKG masih mempertahankan status aktivitas Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.

Guguran lava dan awan panas Gunung Merapi diperkirakan berdampak pada wilayah dalam sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.

Apabila gunung api itu meletus, lontaran material vulkaniknya dapat menjangkau daerah dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung.
Baca juga: Guguran lava pijar Merapi meluncur ke arah barat daya
Baca juga: Merapi meluncurkan awan panas guguran sejauh dua kilometer
Baca juga: Gunung Merapi meluncurkan lava pijar sejauh 1,6 km

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2021