Jakarta (ANTARA News) - Konferensi Cendekiawan Islam Internasional (International Conference of Islamic Scholars - ICIS) akan menggelar halaqah atau seminar perdamaian di Jakarta, Kamis (22/7).

Sekretaris Jenderal ICIS KH Hasyim Muzadi, Rabu, mengatakan, halaqah tersebut merupakan rangkaian dari peringatan enam tahun forum itu.

Halaqah akan menampilkan sejumlah pembicara dari dalam dan luar negeri, dengan pembicara kunci mantan Perdana Menteri Malaysia Abdullah Badawi yang akan menyampaikan materi bertema "Membangun Kekuatan Etos Dunia Islam dalam Menegakkan Keadilan dan Meningkatkan Kemakmuran".

"Beliau (Badawi, Red) sangat layak menjadi `keynote speech` pada halaqah perdamaian ini. Selain mantan perdana menteri, beliau juga pernah menjabat presiden Organisasi Konferensi Islam (OKI)," kata Hasyim.

Dikatakannya, halaqah perdamaian tersebut juga merupakan "peresmian" dari pengembangan gerakan ICIS dari yang sebelumnya sekedar forum konferensi kini ditambah dengan peran pengkajian, khususnya terkait persoalan konflik di negara-negara Muslim.

"Waktu didirikan enam tahun lalu, struktur organisasi ICIS belum sepenuhnya tertata, kini tentunya harus lebih tertata. Tetapi perubahan ini tentunya harus diratifikasi dalam pleno ICIS yang rencananya digelar November mendatang," katanya.

Dikatakannya, pada tahap awal, ICIS lebih menekankan upaya menyamakan pandangan di antara negara-negara yang berpenduduk Muslim dengan mengampanyekan Islam sebagai `rahmatan lilalamin`.

"Sekarang ICIS juga akan melakukan kajian soal akar konflik di internal muslim, merumuskan solusi, sekaligus aksi nyata," kata mantan ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tersebut.

Untuk keperluan itu, Sekjen ICIS menggandeng sejumlah tokoh nasional yang diposisikan sebagai dewan pakar, antara lain mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, mantan Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda, serta dua mantan Menteri Agama yakni KH Quraish Shihab dan KH Tholhah Hasan, mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono dan pendiri ESQ Ary Ginanjar Agustian.(*)
(S024/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010