Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Rusia menyatakan dukungannya bagi upaya yang dilakukan oleh Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) untuk merespon situasi di Myanmar, termasuk melalui konsensus berisi lima poin yang dihasilkan dalam ASEAN Leaders’ Meeting pada Sabtu (24/4) lalu.
“Kami telah memperhatikan upaya yang dilakukan ASEAN untuk menyelesaikan situasi di Myanmar dan kami sangat mendukung upaya yang dilakukan oleh ASEAN,” kata Duta Besar Federasi Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva, dalam konferensi pers yang digelar dari Jakarta, Rabu.
Vorobieva juga mengatakan bahwa pihaknya mendukung keputusan yang diambil dalam pertemuan tingkat tinggi antara para pemimpin-pemimpin negara anggota ASEAN, yang terangkum dalam konsensus berisi lima poin itu.
“Kami harap keputusan semacam ini akan membawa solusi damai atas situasi di Myanmar. Kami rasa dialog yang inklusif seperti ini adalah cara terbaik untuk menyelesaikan situasi ini,” ujarnya.
Selain itu, dia juga menyerukan agar semua pihak yang bertikai di Myanmar dapat mencari solusi yang damai atas situasi yang berlangsung.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, para pemimpin Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) telah mencapai konsensus untuk menangani krisis di Myanmar, pasca kudeta militer terhadap pemerintah terpilih negara itu, dalam pertemuan yang berlangsung di Jakarta, Sabtu (24/4).
Dalam Pernyataan Ketua ASEAN yang dirilis usai ASEAN Leaders’ Meeting tersebut, terdapat lima poin konsensus yang telah disepakati, yakni pertama, kekerasan harus segera dihentikan di Myanmar dan semua pihak harus menahan diri sepenuhnya; kedua, dialog konstruktif di antara semua pihak yang berkepentingan harus dimulai untuk mencari solusi damai demi kepentingan rakyat.
Selanjutnya, poin konsensus ketiga yaitu utusan khusus Ketua ASEAN akan memfasilitasi mediasi proses dialog dengan bantuan Sekretaris Jenderal ASEAN; keempat, ASEAN akan memberikan bantuan kemanusiaan melalui AHA Centre; serta kelima, utusan khusus dan delegasi akan mengunjungi Myanmar untuk bertemu dengan semua pihak terkait.
Dihadiri oleh para pemimpin Indonesia, Vietnam, Singapura, Malaysia, Kamboja, dan Brunei Darussalam, bersama dengan para menteri luar negeri Laos, Thailand, dan Filipina, ASEAN Leaders Meeting merupakan upaya internasional terkoordinasi pertama untuk secara khusus membahas penyelesaian isu Myanmar, yang dilanda konflik dan kekerasan pasca penggulingan pemerintah terpilih pimpinan Aung San Suu Kyi oleh militer.
Menurut pernyataan Perdana Menteri Singapura dan Perdana Menteri Malaysia, pemimpin junta Myanmar Min Aung Hlaing yang hadir dalam pertemuan menanggapi dengan baik konsensus tersebut dan tidak menentang peran konstruktif ASEAN untuk membantu penyelesaian krisis di negaranya.
Baca juga: China, Rusia halangi upaya DK PBB selidiki kekerasan Myanmar
Baca juga: Pertemuan Menlu China-Rusia singgung isu Myanmar
Baca juga: Junta Myanmar akan mempertimbangkan rencana ASEAN untuk akhiri krisis
Pewarta: Aria Cindyara
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021