Dirut PT Finan Corpindo Nusa, Edwin Sinaga di Jakarta, mengatakan, rupiah mendapat tekanan pasar agar posisinya terus menjauhi angka Rp9.000 per dolar.
Bank Indonesia (BI) menilai posisi rupiah yang mendekati angka Rp9.000 per dolar sangat berbahaya dan harus segera dijauhi, katanya.
Menurut Edwin Sinaga kenaikan rupiah yang terus terjadi diperkirakan akan dapat berada di bawah Rp9.000 per dolar dinilai kurang menguntungkan.
"Karena, kenaikan rupiah saat ini bukan akibat faktor fundamental ekonomi," ujarnya.
Kenaikan rupiah, lanjut dia, saat ini karena masuknya dana asing ke pasar yang cukup besar.
Ia mengatakan, meski rupiah terkoreksi, posisinya masih tetap aman karena berada dalam kisaran Rp9.000 sampai Rp9.100 per dolar.
Pelaku pasar, menurut dia juga menunggu laporan dari Badan Pusat Statistik mengenai inflasi Juni 2010.
Apabila laju inflasi itu meningkat, belum tentu BI juga menaikkan suku bunga acuannya karena harus melihat berbagai kepentingan, ucapnya.
(CS/B010)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010