Jayapura (ANTARA) - PT Pertamina (Persero) terus mendukung UMKM di Papua, salah satunya Batik khas Bumi Cenderawasih, dengan memberikan pendampingan melalui aplikasi pembinaan "Go Digital".
Senior Vice President Corporate Communications and Investor Relations Pertamina Agus Suprijanto dalam siaran persnya di Jayapura, Rabu, mengatakan Pertamina akan terus mendukung pelestarian budaya batik selain secara langsung, juga memfasilitasi para perajin baik agar lebih berkembang dan unggul.
”Ini sebagai implementasi Goal 8 Sustainable Development Goals (SDGs), diharapkan dapat membantu masyarakat mendapat pekerjaan yang layak dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional," katanya.
Menurut Agus, pembinaan dan pendampingan UMKM oleh PT Pertamina (Persero) melalui Program Kemitraan dilakukan merata hampir di seluruh wilayah Indonesia, tidak terkecuali wilayah Timur Indonesia, Tanah Papua.
"Selain kekayaan sumber daya alam, salah satu potensi besar yang dimiliki adalah perkembangan dunia fashion, terutama batik Papua," ujarnya.
Dia menjelaskan salah satu mitra binaan Pertamina Regional Papua Maluku yang sudah lama berkecimpung di dunia tersebut adalah Kristina Ifaryani, di mana pemilik usaha Citra Batik Papua ini memulai usahanya sejak 1993.
Sementara itu, Pemilik Usaha Citra Batik Papua Kristian Ifaryani mengatakan saat itu hanya menjualkan batik produk saudara dengan keuntungan lima persen, setelah modal terkumpul, akhirnya 1997 mulai membuka usaha sendiri.
"Saya memusatkan produksi batik di Pekalongan, Jawa Tengah daerah asal Saya, namun, untuk proses desain dan pemasaran seluruhnya di pusatkan di Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua di mana kini memiliki dua toko dengan nama Citra Batik Jayapura," katanya yang akrab disapa Yani.
Dia menjelaskan dirinya fokus memproduksi batik tulis dan batik cap, selain dalam bentuk lembaran kain, juga memproduksi batik menjadi pakaian jadi, seperti kemeja, dress, rok, dan kain pantai, di mana kapasitas produksi per bulan biasanya 500 lembar pakaian jadi dan lebih dari 10 kain batik tulis ukuran dua meter dan harganya dibanderol mulai Rp250 ribu hingga Rp2 juta per helai lalu dalam sebulan bisa meraup omzet hingga Rp100 juta.
"Salah satu hasil pembinaan Pertamina yang efektif digunakan untuk memasarkan produk-produk saya adalah pembinaan Go Digital, di mana, memanfaatkan sejumlah platform digital baik media sosial maupun marketplace untuk memasarkan produk, masyarakat bisa melihat beberapa katalog produk melalui media sosial @citra_batik_papua," ujarnya.
Dia menambahkan sejak menjadi mitra binaan Pertamina pada 2012, dirinya merasakan perubahan yang signifikan terhadap usahanya, di mana mendapat tambahan wawasan berbagi sesama mitra binaan, sehingga menambah relasi pengrajin-pengrajin batik se-Indonesia, selain itu juga mendapat kesempatan pameran di dalam negeri dan luar negeri hingga Australia.
Pewarta: Hendrina Dian Kandipi
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2021