Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko mengatakan lembaga yang dipimpinnya ditujukan untuk memperkuat ekosistem riset dan inovasi nasional.

"BRIN akan menciptakan ekosistem riset dan inovasi yang lebih baik, tidak hanya untuk periset BRIN, tetapi juga untuk industri, UMKM (usaha mikro, kecil dan menengah) maupun perguruan tinggi, melalui fasilitasi infrastruktur riset yang mumpuni," kata Handoko saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa.

Handoko menuturkan BRIN akan melakukan konsolidasi sumber daya, khususnya anggaran dan sumber daya manusia (SDM). Target konsolidasi direncanakan mulai pada tahun anggaran 2022.

Pada 28 April 2021, Presiden RI Joko Widodo melantik Laksana Tri Handoko menjadi Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN). Laksana Tri Handoko sebelumnya merupakan Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Handoko menuturkan BRIN dibentuk untuk menjadi penyedia infrastruktur riset berbagai bidang, utamanya untuk meningkatkan nilai tambah kekayaan sumber daya alam lokal demi peningkatan ekonomi nasional.

"Pada tahap awal saya akan memfokuskan pada riset dan inovasi berbasis biodiversitas yang memiliki local competitiveness tinggi. Tentu riset dan inovasi teknologi juga tetap didukung," ujar Handoko yang meraih gelar Strata-1 bidang Fisika di Universitas Kumamoto di Jepang ini.

Lulusan pendidikan master dan doktor di Universitas Hiroshima di Jepang itu mengatakan BRIN diharapkan mampu menjadi jembatan antara dunia riset dengan dunia industri.

"BRIN harus mampu menjadi enabler (pengungkit) bagi industri Indonesia untuk mampu berkompetisi secara global," ujar pria kelahiran Malang, Jawa Timur, 7 Mei 1968 itu.

Handoko menuturkan melalui aktivitas riset yang terintegrasi dan melahirkan banyak invensi dan inovasi yang mampu bersaing secara global, maka hilirisasi industri dapat menjadi enabler ekonomi dan sekaligus penarik investor sektor riset.

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021