Jakarta (ANTARA) - Presiden RI Joko Widodo melantik Laksana Tri Handoko sebagai Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di Istana Negara, Jakarta, Rabu.
Pengangkatan Laksana Tri Handoko sebagai Kepala BRIN tertuang dalam Keputusan Presiden Nomor 19 M Tahun 2021 tentang pengangkatan Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional.
“Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Presiden RI menimbang dan seterusnya, mengingat dan seterusnya memutuskan, menetapkan dan seterusnya, kesatu mengangkat Laksana Tri Handoko sebagai Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional terhitung sejak saat pelantikan dan kepada yang bersangkutan diberikan hak keuangan administrasi dan fasilitas lain sesuai peraturan perundang-undangan,” tulis Presiden dalam Keputusan Presiden tersebut yang dibacakan Deputi Bidang Administrasi Aparatur Kementerian Sekretaris Negara Nanik Purwanti di Istana Negara, Jakarta, Rabu.
Pengangkatan Laksana itu ditetapkan di Jakarta pada 28 April 2021, seperti diktum kedua Keputusan Presiden tersebut.
Baca juga: Presiden Jokowi akan lantik empat pejabat negara baru
Selanjutnya, Laksana Tri Handoko mengucap sumbah jabatan di hadapan Presiden RI Joko Widodo.
"Demi Allah saya bersumpah bahwa saya akan setiap kepada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta akan menjalankan peraturan perundang-undangan dengan selurus-lurusnya demi darma bakti saya kepada bangsa dan negara, Bahwa saya dalam menjalankan tugas, akan menjunjung tinggi etika jabatan, bekerja sebaik-baiknya, dengan penuh rasa tanggang jawab,” kata Handoko mengucap sumpah jabatan.
Prosesi pelantikan Kepala BRIN ditutup dengan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya dan pemberian selamat kepada pejabat yang dilantik.
Sebelum menjadi Kepala BRIN, Handoko, sapaan akrabnya, merupakan Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Handoko menjadi Kepala LIPI setelah dilantik oleh Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi RI saat itu M. Nasir pada 31 Mei 2018. Sebelumnya, fisikiawan ini merupakan Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik (IPT) LIPI sejak 2014.
Pria kelahiran Malang, 7 Mei 1968 ini pernah berkuliah di S1 Teknik Fisika Institut Teknologi Bandung. Namun baru 3 bulan berkuliah di kampus teknik terbaik di Indonesia itu, Handoko mendapat beasiswa untuk melanjutkan S1 bidang fisika di Universitas Kumamoto Jepang. Kemudian di Negeri Matahari Terbit, dia melanjutkan studi untuk meraih gelar master di Universitas Hiroshima bidang fisika teori pada 1995. Kemudian pada tahun 1998, ia memperoleh gelar doktor pada universitas yang sama.
Setelah menyelesaikan pendidikan tingginya, Handoko menjadi peneliti di lembaga-lembaga penelitian dunia seperti The Abdus Salam International Center for Theoretical Physics ICTP di Trieste, Italia, kemudian di Deutsches Elektronen-Synchroton di Hamburg, Jerman, serta Department of Physics di Yonsei University, Korea Selatan.
Handoko kemudian menjadi Kepala Grup Fisika Teori dan Komputasi Pusat Penelitian Fisika LIPI tahun 2002-2012, dan pada 2012-2014, menjabat sebagai Kepala Pusat Penelitian Informatika LIPI sebelum menjadi Kepala LIPI.
Baca juga: Presiden lantik Bahlil Lahadalia sebagai Menteri Investasi
Baca juga: Kebijakan jitu pemerintah di balik bangkitnya industri otomotif
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2021