Washington (ANTARA News) - Tokoh spionase Amerika, James Clapper, memperingatkan kemungkinan "serangan langsung" Korea Utara (Korut) terhadap Korea Selatan (Korsel).
Kekhawatiran itu disampaikan Clapper, yang dinominasikan memimpin komunitas intelijen Amerika Serikat (AS) tersebut kepada para anggota Senat AS di Washington, Selasa.
Dalam jawaban tertulisnya ketika menanggapi pertanyaan anggota Komite Intelijen Senat AS, pensiunan letnan jenderal AU itu mengatakan, masa kekerasan baru dikhawatirkan pecah di Semenanjung Korea.
Korsel, AS dan beberapa negara lain menuduh Korut mengirim kapal selamnya untuk menembak sebuah kapal perang Korsel jenis korvet di dekat perairan perbatasan Laut Kuning, Maret lalu.
Pyongyang menolak keras tuduhan keterlibatannya dalam aksi kekerasan yang menenggelamkan kapal perang Korsel itu. Sebaliknya, Korut menegaskan bahwa setiap aksi pembalasan dapat memicu perang.
Dalam insiden Maret lalu itu, Korsel kehilangan 46 orang prajurit angkatan lautnya.
"Pelajaran paling berharga untuk kita semua di masyarakat intelijen dari provokasi Pyongyang ini adalah menyadari bahwa kita mungkin sedang memasuki periode baru yang berbahaya."
Periode baru dimaksud muncul jika Korut sampai sekali lagi berupaya menempatkan tujuan-tujuan politik internal dan eksternalnya lewat serangan langung ke sekutu-sekutu kita di Korsel," katanya.
Penasehat utama Menteri Pertahanan Robert Gates dan penghubung Pentagon ke Direktur Intelijen Nasional AS tersebut memahami benar kawasan itu karena dia pernah bertugas di Korsel tahun 1980-an.
"Selain itu, ini menjadi kesadaran baru bahwa militer Korut menunjukkan ancamannya yang tidak bisa dianggap enteng," katanya.
Menteri Pertahanan Robert Gates, yang sedang berkunjung ke Seoul, pun telah mengumumkan pelatihan militer bersama AS dan Korsel di Laut Jepang sebagai peringatan bagi Korut.
Pelatihan militer yang diumumkan Gates bersama Menhan Korsel Kim Tae-Young Hari Minggu itu melibatkan sekitar 20 kapal perang, termasuk Kapal Induk USS George Washington, dan 200 pesawat tempur.
Dalam rapat dengar pendapat dengan Komite Intelijen Senat AS itu, Clapper berjanji akan memimpin Badan Intelijen Nasional (DNI) dengan tegas jika dia dipilih sebagai direktur organisasi yang mengawasi dan mengatur 16 badan pemerintah itu.
(R013/C003)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010