Washington (ANTARA News) - Perdana Menteri Inggris David Cameron sudah meminta peninjauan berbagai dokumen pemerintah yang terkait pembebasan pelaku pengeboman Lockerbie.
Peninjauan terhadap dokumen-dokumen tersebut dimaksudkan untuk mengetahui apakah ada yang masih harus dipublikasi. Namun PM Cameron menegaskan tidak perlu ada penyelidikan Inggris terhadap kasus itu.
"Kami akan meninjau kembali informasi ini dan akan melihat apakah masih ada yang harus disampaikan ke publik," kata Cameron dalam konferensi pers bersamanya dengan Presiden Barack Obama, Selasa.
Presiden Obama sendiri mengatakan, ia yakin Pemerintah Inggris akan bekerja sama untuk memastikan semua fakta diketahui tentang pelepasan warga negara Libya itu.
Pekan lalu, beberapa senator AS telah meminta Menteri Luar Negeri Hillary Clinton agar menyelidiki BP dalam kasus Lockerbie.
Penyelidikan itu dimaksudkan untuk mengungkap apakah BP menekan pemerintah Inggris agar membebaskan pelaku pemboman Lockerbie demi melindungi kesepakatan yang menguntungkan dengan Libya.
"Bukti yang nyata di bencana tumpahan minyak (Teluk Meksiko) menunjukkan gelagat BP yang menempatkan keuntungan di atas manusia," kata empat anggota Senat AS.
Ke-empat senator itu adalah Senator Partai Demokrat dari Wilayah Pemilihan New York, Chuck Schumer dan Kristen Gillibrand, serta Robert Menendez dan Frank Lautenberg (New Jersey).
Dalam suratnya kepada Hillary, para senator itu bertanya apakah BP memperdagangkan keadilan kasus pembunuhan 270 orang tak berdosa dengan keuntungan minyak dari Libya.
Untuk memperkuat argumentasi mereka, para senator Partai Demokrat itu menunjuk laporan harian Times Inggris pada September 2009.
Laporan Times tersebut menyebutkan BP melobi Menteri Kehakiman Jack Straw untuk membebaskan Abdelbaset Ali Mohmet al-Megrahi guna mengamankan kesepakatan eksplorasi minyak senilai 900 juta dolar AS tahun 2007 dengan Libya. Laporan ini dibantah BP.
Kendati ditentang AS, Abdelbaset Ali Mohmet al-Megrahi akhirnya dibebaskan dari penjara Skotlandia pada Agustus 2009 dengan alasan kesehatan.
Al-Megrahi ini adalah satu-satunya orang yang divonis bersalah terkait kasus pengeboman pesawat Pan Am yang terbang di atas Lockerbie, Skotlandia, tahun 1988.
Pemerintah Skotlandia mengizinkan warga Libya itu kembali ke negara asalnya dengan pertimbangan bahwa, menurut diagnosa dokter, dia hanya akan hidup dalam hitungan bulan.
Namun laporan terbaru menyebutkan bahwa kemungkinan Al-Megrahi masih hidup selama 10 tahun atau bahkan lebih lama lagi.
Dengan dilakukannya penyelidikan atas peran BP itu, akan diketahui bagaimana keputusan Pengadilan Skotlandia membebaskan warga Libya tersebut bisa lahir.
"Kita pun akan terbantu untuk tahu apakah BP menggunakan `uang darah` untuk membayar klaim ganti rugi bagi para korban bencana pencemaran perairan Teluk Meksiko," kata para anggota Senat AS itu dalam suratnya kepada Menlu Hillary.
(R013/S008)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010