New York (ANTARA News) - Harga minyak naik di perdagangan New York karena pasar mengantisipasi penurunan cadangan minyak mentah di Amerika Serikat dan mempertahankan perkiraan kemungkinan badai tropis di Karibia.

Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Agustus, naik 90 sen menjadi 77,44 dolar per barel, dari penutupan pada Senin.

Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan September bertambah 60 sen menjadi menetap pada 76,22 dolar.

"Data ekonomi pagi ini adalah jenis campuran. Beberapa dari pasar ekuitas naik sedikit," kata Jason Schenker dari Prestige Economics.

Pasar minyak berjangka New York dibuka melemah karena investor menghukum saham perusahaan tertentu yang melaporkan labanya, terutama mereka yang pendapatannya jatuh atau prediksi pendapatan yang lebih rendah, kata Andy Lipow dari Lipow Oil Associates.

Pedagang bersiap untuk laporan terbaru departemen energi AS (DoE) tentang cadangan minyak bumi nasional pada Rabu. Laporan mingguan ini dianggap indikator kunci dari permintaan dalam perekonomian terbesar di dunia.

Perkiraan analis rata-rata adalah bahwa stok minyak mentah AS turun sebesar 1,1 juta barel pekan lalu, menurut survei Dow Jones Newswire, menunjukkan konsumsi kuat.

Sementara itu, pasar fokus pada sistem pembentukan tropis dekat Pulau Karibia, Hispaniola, bersama oleh Haiti dan Republik Dominika.

Pusat Badai Nasional AS mengatakan ada kesempatan "tinggi" - 60 persen - sistem akan menjadi depresi tropis atau badai selama 48 jam berikutnya.

Investor memperkirakan untuk tetap menutup mata pada arah sistem dan apakah itu akan menuju ke Teluk Meksiko, di mana sekitar 30 persen dari produksi minyak bumi AS berbasis.

Dalam perdagangan Asia, Selasa sebelumnya, pasar menikmati keuntungan sedikit, naik dari sesi sebelumnya setelah saham Wall Street naik moderat pada Senin.

David Moore, seorang analis komoditi Commonwealth Bank of Australia yang berbasis di Sydney memprediksi harga minyak akan terus diperdagangkan dalam kisaran 74-78 dolar, tapi bisa melihat "volatilitas lebih lanjut" dalam waktu dekat. (A026/A038)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010