Tangerang (ANTARA News) - Kenaikan harga bahan pokok beras yang terus melambung mulai dirasakan masyarakat membuat sejumlah warga di Tangerang melakukan aksi borong beras untuk mengantisipasi kenaikan harga tertinggi sebelum menjelang bulan Ramadhan.
Pantauan ANTARA di pasar Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Banten, Selasa, beberapa warga melakukan perilaku yang berbeda dalam membeli beras.
Mereka membeli beras pada waktu diluar kebiasaan setiap bulan sebelum menjelang bulan Ramadhan dan kadang melebihi jumlah dari biasanya .
Murti, ibu rumah tangga warga Ciputat saat sedang berbelanja beras mengaku, kalau bulan-bulan sebelumnya, dirinya rutin belanja bulanan pada awal bulan.
"Menjelang bulan Ramadhan yang jatuh pada awal bulan Agustus, perlu mengantisipasi kenaikan harga beras," ujarnya.
"Belanja beras biasanya dilakukan pada belanja bulanan di awal bulan. Sementara bulan Ramadhan jatuh awal bulan, jadi sebelum harga naik terlalu tinggi, kami alokasikan belanja beberapa minggu sebelum puasa," kata Murti.
Menurut pedagang beras di pasar Ciputat, Mila, beberapa warga melakukan hal yang sama pada kondisi seperti ini. "Tahun kemarin sampai kehabisan stok. Bahkan kami sampai cuma bisa menawarkan tiga jenis beras IR-64 dari minimal tujuh jenis yang biasa kami tawarkan ke konsumen," ucapnya.
Untuk beras IR-64, lanjut Mila, merupakan beras yang paling banyak dibeli konsumen dan terdapat beberapa jenis yang dibedakan berdasarkan asal beras, diantaranya Solo, Karawang, Cianjur, Bekasi, Inderamayu, Pamanukan dan Serang.
"Beras IR-64 yang paling mahal saat ini beras yang berasal dari Solo dengan harga Rp6.000 per liter setelah dari harga Rp5.400 per liter, sedangkan paling murah, beras dari Serang dengan harga Rp4.500 dari harga sebelumnya Rp3.700," jelasnya. (*)
(ANT-222/R009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010