Baubau, Sultra (ANTARA News) - Bahasa Daerah di era globalisasi mulai terabaikan. Hal ini di bahas dalam pelaksanaan Kongres Bahasa Daerah Internasional yang belangsung di kota Baubau, Sulawesi Tenggara Indonesia.

Peserta Kongres Bahasa Daerah Internasional, La Ode Ida di Baubau, dalam malakahnya, Selasa mengatakan, posisi bahasa daerah sangat penting untuk membentuk citra dan karakter suatu bangsa, namun karena kurangnya kebijakan pemerintah tentang bahasa daerah, posisinya setiap tahun mulai terabaikan.

"Di era globalisasi yang terus berkembang, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kompetisi/persaingan antar negara menjadi faktor yang mempengaruhi terabaikannya bahasa daerah tersebut," katanya.

Ia menambahkan, bahasa daerah saat ini terkadang hanya sebagai pelengkap saja. Apabila hal tersebut terjadi maka bisa menjadikan bahasa daerah akan mengalami kepunahan.

"Di Indonesia ada strata yang mendominasi bahasa daerah tertentu seperti bahasa Jawa, Betawi, Ambon, Bugis, Batak, Minang karena ke khasanya," tambahnya.

Ida mengatakan, hal yang menarik yang bisa dijadikan pelajaran yaitu beberapa negara seperti Korea, Jepang, China telah menjadi bahasa dunia. Ini ditunjang dengan usaha mereka untuk mempertahankan bahasanya dengan memasukan bahasa tersebut dalam ilmu pengetahuan dan teknologi yang mereka kembangkan.

"Seperti contoh bahasa daerah mereka di kembangkan pada produk barang yang di hasilkannya. Walaupun banyak orang yang tidak mengetahuinya kalau bahasa yang tertera dalam produk tersebut merupakan bahasa daerah," tambahnya

Ia menambahkan, salah satu cara agar bahasa tidak mengalami mengalami kepunahan terutama bahasa daerah, yaitu setiap warga negara harus bangga sebagai penutur bahasa daerah tertentu.

"Membuat trik-trik khusus supaya bahasa itu menjadi menarik. Tentunya peranan orang tua dalam mengajarkan dan menggunakan bahasa daerah dalam kehidupan keseharian anak-anaknya bisa membantu melestarikan bahasa daerah terseubut," ujarnya.

Hal senada disampaikan oleh peserta kongres dari Nusa Tenggara Barat, Lalumukmin. Dirinya sepekat apabila dalam upaya melestarikan bahasa daerah bukan hanya dari penuturnya, tetapi kemasan dari bahasa daerah dari tersebut di buat menjadi menarik.

"Penggunaan bahasa daerah khususnya bahasa Buton dapat di transformasikan menjadi bentuk lain seperti iptek yang modern sehingga bisa mengklasifikan semua hal-hal yang penting dalam masyarakat," katanya.

Pelaksanaan Kongres Bahasa Daerah Internasional ini akan membahas beberapa makalah mengenai pemasalahan yang menyangkut Bahasa Daerah, bukan hanya masalah dalam negeri tetapi permasalahan di luar negeri. Nantinya akan di buat sebuah rekomendasi kepada semua pihak untuk dicarikan solusi terkait permasalahan tersebut.
(T. ANT-175/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010