Padang (ANTARA News) - Pemerintah mencanangkan Kota Berbasis Bahari dengan konsep Water Front City sebagai satu wajah kota yang bercirikan kota pantai.
"Water Front City merupakan konsep yang dapat didefinisikan sebagai konsep pengembangan kawasan yang berhadapan dengan pesisir dan bantaran sungai," kata Kepala Pusdatin KKP Soen`an H. Poernomo, mengutip Menteri KKP Fadel Muhammad dalam siaran persnya diterima ANTARA News, Selasa.
Sebelumnya Menteri Fadel Muhammad melakukan pencanangan Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Nizam Zahman sebagai Water Front City of Indonesia di Muara Baru Jakarta, pada 16 Juli 2010.
Menurut Soen`an dan masih mengutip Menteri KKP, konsep Water Front City tidak hanya sekedar pembangunan fisik semata yang ditonjolkan, akan tetapi juga menciptakan pola pikir semua pihak terkait sehingga tumbuh adanya rasa memiliki yang tinggi terhadap wilayahnya.
"Water Front City dapat dipastikan akan meningkatkan geliat kota pantai bukan saja dari aktifitas pelabuhan perikanan dan pasar ikan namun berbagai aktifitas lainnya seperti kawasan wisata dan edukasi bahari, pemukiman nelayan, wisata mangrove, kawasan wisata purbakala, kawasan industri dan sebagainya," katanya.
Dari beragam aktifitas tersebut, katanya, tentunya akan memicu peningkatan dinamika ekonomi yang lebih progresif.
Fadel berharap, sebagai penggerak kawasan minapolitan dan sebagai Water Front City of Indonesia pelabuhan perikanan dapat mengoptimalkan peran dan fungsinya dalam mewujudkan misi KKP dalam meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup nelayan sebagai masyarakat kelautan dan perikanan.
"Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut, selain harus mampu menjadikan pelabuhan perikanan sebagai pertumbuhan ekonomi, juga harus memiliki berbagai kemampuan seperti SDM yang handal dan berjiwa wirausaha sehingga memiliki terobosan-terobosan usaha bagi masyarakat kelautan dan perikanan disekitarnya," katanya.
Selain itu juga harus mampu menciptakan keamanan, kebersihan dan ketertiban di pelabuhan, mempersiapkan ketentuan pengelolaan perikanan nasional dan internasional, serta dapat memberikan standar pelayanan prima yang pro-business kepada stakeholder.
Berdasarkan data statistik, produksi perikanan PPS Nizam Zachman pada tahun 2009 mencapai 133 ribu ton per tahun atau rata-rata 356 ton per hari yang dihasilkan dari kunjungan kapal sebanyak 3.370 unit per tahun. Dari angka tersebut pelabuhan ini dapat mengekspor sebanyak 32 ribu ton ikan.
Pelabuhan perikanan itu ditunjang oleh 243 unit industri perikanan, yang dapat menyerap sebanyak 40 ribu orang tenaga kerja per tahun dengan jumlah peredaran uang yang dihasilkan mencapai sebesar Rp24 milyar per hari.
Ia menambahkan, dengan potensi ekonomi tersebut perlu diikuti dengan upaya peningkatan mutu produk, serta memperhatikan lingkungan agar tetap lestari.
(T.F011/P003)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010