"Kita di Kemenparekraf akan membantu mempromosikan agar lebih banyak wisatawan nusantara, karena di tengah pandemi ini kita bertumpu terhadap wisatawan nusantara," kata Sandiaga disela kunjungan ke Desa Wisata Kerajinan Batik Kayu Krebet, Pajangan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Senin.
Menteri mengatakan, wisatawan nusantara harus lebih banyak berkunjung ke destinasi dalam negeri karena selama ini wisatawan nusantara juga telah banyak mengeluarkan uang untuk belanja kebutuhan wisata ketika berwisata di luar negeri.
"Wisatawan nusantara harus melihat bahwa selama ini 11 miliar dolar AS dikeluarkan oleh wisatawan nusantara untuk berwisata di luar negeri, kita ingin ubah alokasinya agar lebih banyak wisata di dalam negeri, sehingga Rp150 triliun itu bisa dikeluarkan untuk menopang destinasi-destinasi wisata seperti yang ada di Bantul," katanya.
Oleh karena itu, Sandiaga mengatakan, kementerian juga akan membantu mempromosikan 43 desa wisata di Bantul yang telah menunjukkan pariwisata kekinian, seperti desa wisata dengan alam terbuka, desa wisata berbasis budaya, dan keterpaduan keduanya.
"Jadi di Bantul, selain kita akan komitmen membantu ekonomi kreatif, juga ke Bantul ini akan mempromosikan 43 desa wisata, dan melalui DAK (dana alokasi khusus) baik fisik dan non-fisik untuk membantu pembangunan infrastruktur," katanya.
Menparekraf mengatakan, kerajinan batik kayu di Desa Wisata Krebet ini juga merupakan salah satu produk andalan ekonomi kreatif Bantul, sehingga harapannya ada transformasi digital atau perubahan yang berhubungan dengan penerapan teknologi digital.
"Jadi kerajinan-kerajinan yang luar biasa harus ada tranformasi digital, batik kayu Krebet ini mudah-mudahan kita bisa terus promosikan agar dikenal dan dinikmati sebagai sebuah ikon kerajinan asli Bantul yang memiliki nilai seni jual dan seni budaya yang sangat tinggi," kata Sandiaga.
Baca juga: Menparekraf sebut saatnya pariwisata dan ekonomi kreatif bangkit
Baca juga: Menparekraf: Pembukaan destinasi wisata selama lebaran wewenang daerah
Pewarta: Hery Sidik
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021