“Kami berharap teman-teman guru, siswa dan orang tua siswa untuk mempertimbangkan mudik Lebaran, karena dalam konteks pandemi COVID-19 dikhawatirkan angka penularan makin tinggi,” ujar Satriwan di Jakarta, Senin.
Dia menambahkan mudik dikhawatirkan membuat angka penularan semakin tinggi dan berdampak pada rencana PTM serentak pada tahun ajaran baru.
Baca juga: Praktisi: Pemda harus libatkan orang tua dalam pembelajaran tatap muka
“Kami memandang pelaksanaan PTM serentak pada Juli mendatang semakin berat, jika kasus COVID-19 semakin bertambah. P2G menilai pelaksanaan PTM serentak pada Juli mendatang belum bisa dilakukan, karena angka positif semakin tinggi,” katanya.
Dia mengatakan saat ini angka penularan COVID-19 masih di atas 10 persen. Padahal, amannya menurut WHO tidak lebih dari lima persen. Hal itu menambah kekhawatiran banyak pihak terutama pascamudik.
“Untuk itu, kami berharap guru maupun siswa tidak mudik Lebaran. Siswa jumlahnya 60 juta lebih ditambah orang tua mereka, jadi sangat berdampak jika mereka tidak mudik," ucapnya.
Satriwan juga meminta agar Pemprov DKI Jakarta mempertimbangkan pelaksanaan PTM serentak pada tahun ajaran baru mendatang. Meskipun pada pelaksanaan uji coba PTM terbatas di 85 sekolah belum ditemukan adanya laporan klaster baru penyebaran COVID-19.
“Untuk itu, kami minta agar Pemprov DKI melakukan evaluasi secara berkala pada pembelajaran tatap muka ini. Apalagi, jika dilakukan PTM serentak, jumlah sekolah di Jakarta lebih dari 1.000,” kata Satriwan.
Baca juga: Kemendikbud : PTM terbatas untuk kurangi penurunan kompetensi
Baca juga: Epidemiolog ingatkan PTM terbatas harus dengan kehati-hatian
Pewarta: Indriani
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021