Jayapura (ANTARA News) - Seorang peserta pendidikan dan latihan (Diklat) prajabatan yang diselenggarakan Pemerintah Kota Jayapura,Papua tewas tenggelam di danau Sentani, Sabtu (17/7) dan mayatnya baru berhasil ditemukan warga yang ikut mencari pada Minggu dini hari.

Dari Danau Sentani sekitar 5 Km dari Sentani,ibukota Kabupaten Jayapura, ANTARA melaporkan, korban yang tenggelam itu bernama Sogol Parmono, salah satu staf Bagian Tata Usaha SMU Negeri 4 Jayapura.

Parmono ditemukan tidak bernyawa lagi pada Minggu dini hari pukul 00:00 WIT di danau Sentani, setelah jatuh ke Sentani saat mengikuti program prajabatan yang dilaksanakan panitia Sabtu.

Almarhum ditemukan berjarak lima hingga tujuh meter dari bibir danau oleh dua warga setempat yakni Simon Epaa dan Samuel Ohee, dalam kondisi tidak bernyawa lagi, setelah hilang sejak pukul 17.00 WIT, Sabtu (17/7).

Edit Yani Solistiowati, Kepala sekolah SMU N 4 Jayapura ketika ditemui ANTARA, Minggu dini hari mengatakan dirinya mendapatkan informasi dari seorang anak dari guru sekolahnya, yang juga kebetulan mengikuti Pendidikan dan Latihan (DIKLAT) Prajabatan Angkatan XXII Kota Jayapura.

"Sekitar jam setengah enam sore saya mendengar info tersebut, kemudian langsung ke tempat kejadian," katanya.

Edit menyesalkan keterangan yang didapat dari panitia dan pelatih yang ditemui di gedung diklat Waena, Abepura, bahwa mereka telah melaporkan kejadian itu kepada polisi dan tim SAR.

"Meraka mengatakan bahwa sudah melaporkan, tapi ternyata belum. Dan akhirnya kami yang melapor kepada polisi," kata Edit dengan nada kecewa.

Edith menambahkan, dirinya juga telah menemui kepala badan Diklat, kota Jayapura, Ikrar Basallem dan meminta pertanggungjawaban dari kegiatan tersebut

"Beliau datang, dan saya meminta penjelasan terkait kegiatan ini," katanya.

Sementara itu keterangan yang didapatkan dari salah satu peserta diklat yang menolak namanya ditulis mengatakan, kegiatan diklat di danau Sentani dimulai Sabtu sekitar pukul 14.00 WIT dan selesai sekitar pukul 17.30 WIT.

"Mata kami ditutup dengan kain, sebelum diceburkan ke danau kami bernyanyi dulu. Kegiatan ini dilakukan kurang lebih dua jam," katanya.

Setelah jenazah ditemukan pihak sekolah dan keluarga korban meminta untuk jenazah dibawa ke gedung diklat.

Karena emosi dengan sikap panitia dan pelatih, sejumlah orang yang merupakan rekan dan keluarga korban, sempat melampiaskan kekecewaan dengan melakukan pemukulan terhadap seorang satpam dan menghancurkan beberapa kaca jendela serta beberapa pot bunga di kantor diklat Waena.

Hingga saat ini belum ada keterangan resmi dari pihak panitia pelaksana maupun badan diklat kota Jayapura.(*)

KR-MBK/P007

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010