Di samping merupakan kebiasaan baru, hal lain yang membuat mereka enggan menggunakan kompor gas adalah ledakan gas sehingga mereka melihat kayu dan briket batu bara, kata Jonhardin, petani plasma PTP Nusantara VII wilayah Desa Babatan, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Seluma, Minggu.
Warga tidak memasalahkan langkah pemerintah menghapus subsidi minyak tanah di Provinsi Bengkulu, namun yang penting masih dijual di pasaran.
Warga pedesaan Bengkulu umumnya masih membutuhkan minyak tanah baik untuk bahan bakar lampu maupun untuk menghidupkan api dapur dan bahkan masih ada yang mempercayai minyak tanah dapat menghilangkan masuk angin, ujar Jonhardin.
Asisten II Setwilda Pemprov Bengkulu Ir Fauzan Rahim mengatakan pemerintah daerah Bengkulu akan membagikan sekitar 600 ribu unit kompor gas ke masyarakat dalam rangka sosialisasi konversi minyak tanah ke gas ilpiji pada akhir 2010.
Z005/AR09
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010