Bandarlampung (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Lampung akan mengembangkan 50 hektare lahan vanili di Kabupaten Pesawaran guna mengembalikan kejayaan Lampung sebagai penghasil komoditas perkebunan tersebut.
"Vanili Lampung dulu pernah populer sebab Lampung menjadi satu dari sejumlah daerah penghasil komoditas tersebut," ujar Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Lampung, Achmad Chrisna Putra, di Bandarlampung, Senin.
Ia mengatakan untuk meningkatkan kembali produktivitas vanili di Lampung akan dilakukan pengembangan 50 hektare lahan vanili.
Baca juga: Patroli laut gagalkan penyelundupan 984,6 kg vanili ilegal asal PNG
"Kita bersama Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) telah menginventarisasi 50 hektare lahan di Pesawaran yang dahulu pernah menjadi sentra vanili," katanya.
Dia mengatakan pemulihan perkebunan vanili akan dilakukan tahun depan.
"Pemulihan perkebunan vanili di Lampung butuh waktu yang cukup lama, namun akan kita mulai tahun depan dengan harapan Lampung dapat menjadi sentra vanili," katanya.
Baca juga: Kemendag minta Atase Perdagangan dan ITPC cari "buyer" vanili RI
Menurutnya, dibutuhkan upaya yang cukup konsisten untuk membentuk kepercayaan para petani dalam membudidayakan kembali vanili sehingga butuh sinergisitas dari seluruh stakeholder.
"Saat ini harga cukup mahal bisa sampai Rp5 juta per kilogram sebab satu kilogram vanili basah hanya jadi 2 ons vanili kering, kita akan mencoba hidupkan serta mengembangkan potensi vanili Lampung yang pernah berjaya," ujarnya.
Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional mencatat pada periode 2015-2019, tren ekspor produk vanili Indonesia tercatat sebesar 32,55 persen, dan pada 2019 Indonesia menempati peringkat ke-3 sebagai eksportir vanili terbesar dunia setelah Madagaskar dan Prancis.
Pewarta: Ruth Intan Sozometa Kanafi
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021