Serangan pada Kamis (15/7) di Ciudad Juarex itu menewaskan empat orang; dua personil polisi, satu paramedis dan satu dokter, kata Jenderal Eduardo Zarate, Komandan Daerah Militer Kelima.
"Residu dari 10 kilogram bahan peledak yang dikenal sebagai C4 dan sisa telefon genggam ditemukan," katanya kepada wartawan layaknya dikutip Reuters dan AFP.
Ledakan tersebut mengoyak persimpangan jalan Ciudad Juarez di seberang perbatasan dari El Paso, Texas, Kamis larut malam, dalam apa yang dikatakan Kementerian Keamanan sebagai pembalasan atas penangkapan seorang dedengkot kartel narkotika.
"Ada 10 kilogram bahan peledak yang diaktifkan dari jauh dengan menggunakan telefon seluler," kata Enrique Torres, jurubicara militer di Ciudad Juarez.
Itu adalah serangan pertama semacam itu sejak Presiden Mexico Felipe Calderon memangku jabatan pada 2006, dan melancarkan perang guna menghancurkan kartel narkotika, yang tangguh serta bersaing untuk memperebutkan jalur penyelundupan yang menggiurkan ke pasar AS.
Meskipun ada petunjuk kuat mengenai ciri pemboman itu, Jaksa Agung Arturo Chavez berkeras kartel narkotikan di Mexico "tidak terlibat dalam aksi teroris".
"Kami tak memiliki bukti apa pun di negeri itu mengenai narkoterorisme seperti yang telah terjadi di banyak negara lain," kata Arturo Chavez kepada wartawan. Ia menambahkan sasaran pemboman itu "bukan untuk merusak kestabilan negara tapi untuk menakuti masyarakat".
Namun Jenderal Zarate mengatakan polisi sedang menyelidiki bagaimana mobil yang berisi bahan peledak tersebut dapat menabrak rombongan tiga kendaraan polisi, tapi bukti yang ada menunjukkan bom itu diledakkan dengan menggunakan telefon genggam.
Ciudard Juarez adalah pusat bentrokan antar-gerombolan narkotika di Mexico, yang telah meningkat tajam sejak Calderon memangku jabatan dan melancarkan perang melawan kartel narkotika.
Polisi telah melaporkan lebih dari 1.500 pembunuhan di Ciudad Juarez sejak 1 Januari.
Lebih dari 7.000 orang telah tewas di seluruh Mexico dalam berbagai serangan yang berkaitan dengan narkotika tahun ini saja, dan hampir 25.000 orang telah tewas dalam tiga-setengah tahun belakangan, demikian jumlah resmi yang dikeluarkan oleh kantor Kejaksaan Agung, Jumat.
(Uu.C003/O001/P003)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010