Cibinong (ANTARA News) -Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor akan melakukan verifikasi ulang data pondok pesantren yang berada di Bogor, kata Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Pemkab Bogor, Yos Sudrajat, Sabtu.

Dalam perbincangan dengan ANTARA News di Cibinong, Sabtu, Yos Sudrajat mengemukakan, verifikasi ulang dilakukan untuk memastikan data pasti pesantren yang berada di Kabupaten Bogor.

"Kami membutuhkan data akurat jumlah pesantren di Bogor sebagai basis untuk pengambilan kebijakan," kata Yos.

Berdasarkan catatan Pemkab Bogor, jumlah pesantren yang tersebar di penjuru Kabupaten Bogor mencapai 2.500 buah.

Uniknya, data tersebut ternyata jauh lebih banyak bahkan hingga tiga kali lipat lebih dari data yang dimiliki Kementrian Agama (Kemenag) Kabupaten Bogor. Menurut Kemenag, jumlah pesantren di Bogor berjumlah sekitar 700 buah.

Karena itu, untuk menyingkronkan data yang dimiliki Pemkab Bogor dan Kemenag Kabupaten Bogor, Pemkab Bogor melalui Bagian Kesra melakukan verifikasi ulang terhadap data pesantren.

"Kami membutuhkan data pesantren yang lebih valid. Ini penting sebagai rujukan dalam pengambilan kebijakan," papar Yos.

Yos menampik bila data yang dimiliki Pemkab Bogor terlalu menggelembung dibandingkan data sesungguhnya. Menurut Yos, angka 2.500 yang ada pada Pemkab Bogor dikumpulkan dari 40 kecamatan yang ada di Bogor.

"Angka 2.500 mungkin terlampau banyak. Tapi itu data yang kami temukan di lapangan. Bisa jadi sebagiannya ada yang berkembang, dan sebagiannya tidak berjalan. Karena itu akan diverifikasi ulang," tutur Yos.

Verifikasi tersebut melibatkan Bagian Kesra Setda Kabupaten Bogor, Dinas Pendidikan dan Kemenag Kabupaten Bogor.

Pada Kamis di Cibinong ketiga unit kerja tersebut telah berkumpul di Cibinong untuk merumuskan langkah yang akan ditempuh bersama.

"Verifikasi ini melibatkan Bagian Kesra dan Kemenag Kabupaten Bogor. Selain itu Dinas Pendidikan juga dilibatkan, karena sebagian pesantren terutama yang memiliki SMP merupakan peneeima program BOS," ujarnya menambahkan.
(ANT/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010