"Untuk mempercepat pembangunan lapter Pemkot Pagaralam sudah menganggarkan dana di APBD 2010 sebesar Rp38 miliar dan kemudian tahun 2009 lalu sebesar Rp19 miliar," kata Kepala Dinas Perhubungan, Informatika dan Komunikasi, Komli Sumsagu, Sabtu.
Dia mengatakan, hingga 2009 ini dana sudah diserap APBD-APBN sekitar Rp19 miliar, sementara pada tahun 2010 ini kembali dianggarakan sebesar Rp38,5 miliar hanya untuk pengerukan landasan pacu sepanjang 2.000 meter.
"Dana Rp57,5 miliar tersebut nantinya hanya akan digunakan untuk membangun berbagai fasilitas lapter dan ganti rugi lahan seluas 200 hektare. Kemudian termasuk pembuatan landasan pacu sepanjang 1.080 meter yang diperpanjang menjadi 2.000 meter," katanya.
Menurut dia, untuk pembebasan lahan juga sudah dianggarakan melalui APBD sebesar Rp14 miliar dan hingga tahun ini sudah sekitar 80 persen dibebaskan. Kedepannya hanya tinggal meningkatkan pembangunan, fasilitas, jalan dan perkantorannya.
"Untuk mempercepat pembangunan lapter tersebut Pemkot Pagaralam membutuhkan dana dukungan dari APBN dan termasuk APBD Sumsel. Dana tersebut digunakan untuk membangun berbagai fasilitas lapter dan ganti rugi lahan seluas 200 hektare yang sekarang dalam proses gantirugi," kata dia.
Dia mengatakan, untuk pembangunan lapangan tersebut telah melakukan pembebasan lahan seluas 200 hektare dengan anggaran dana APBD sebesar Rp14 miliar, dan sekarang lahan tersebut dalam proses ganti rugi, diperkirakan pembangunan ini bisa selesai pada tahun 2012 mendatang.
Pembebasan lahan untuk lapangan terbang yang terletak di Kecamatan Dempo Selatan, tersebut sudah dilakukan sejak 2008 tahun lalu, sebagian lahan tersebut sudah dibayar ganti ruginya dan sisanya sedang dalam proses pembayaran.
Wakil Ketua DPRD Kota Pagaralam, Dwikora Sastra Negara, mengatakan ada sedikit keprihatinan dengan pelaksanaan proyek pembangunan lapangan terbang yang tidak banyak kemajuan sementara dana miliaran sudah terserap.
"Pengamatan kita baru sekitar 5 persen dari proeses pengerjaan yang sudah dilakukan, namuan yang sangat disayangkan baru pengerukan lahan saja sudah menghabiskan dana Rp19 miliar dan sekarang Rp38,5 miliar. Kalau dilihat dari pekerjaan tidak seimbang dengan dana yang dikeluarkan," katanya menambahkan.(T.ANT-127/P003)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010