London (ANTARA News) - Arip Rahman, mahasiswa Indonesia berhasil meraih gelar doktor dengan predikat Summa Cum Laude usai mempertahankan disertasinya berjudul "Syeikh Ahmad Deedat dan Upayanya Dalam Perdebatan Agama" dalam sidang yang berlangsung selama tiga jam di Auditorium Ahmed Hijji Fak. Adab dan Ilmu Humaniora , Universitas Mohamed V, Rabat, Maroko.
Arip yang juga bekerja sebagai lokal staf KBRI Rabat, Maroko mempertahankan disertasinya di hadapan empat tim penguji yang terdiri dari Ketua Prof. Dr. Mohamed Amin Al Ismaily, Promotor Prof. Dr. Jamal Al Sa'edy dan dua anggota Prof. Dr. Ahmad Al Boukily dan Prof. Dr. Ahmad Al Zeyadi, ujar Sekretaris III / Pelaksana Fungsi Pensosbud, Rahmat Azhari dalam keterangananya kepada koresponden Antara London, Sabtu.
Rahmat Azhari mengatakan dalam acara sidang tersebut hadir Dubes RI untuk Kerajaan Maroko Tosari Widjaja beserta ibu Mahsusoh Ujiati , keluarga besar KBRI Rabat dan civitas akademika Universitas Mohamed V Rabat serta mahasiswa-mahasiswa Indonesia dan Maroko.
Dalam disertasi setebal 400-an halaman yang ditulis dalam bahasa Arab, penulis mengemukakan pentingnya mendalami persoalan dialog dan perdebatan agama. Pemilihan Syeikh Ahmad Deedat sebagai tokoh yang dikaji dalam disertasi ini, menurut penulis, adalah karena perjuangan Syeikh dalam dialog antar agama khususnya antara Islam-Kristen layak mendapat apresiasi dan patut diteladani.
Sejak kemunculannya, Islam mempunyai karakteristik sebagai agama dakwah dan dialog yang mempunyai fitrah untuk dapat menembus batas negara, suku, bangsa dan bahasa. Dengan bekal basis teologi yang cukup dalam memahami Islam sebagai agama tauhid dan dakwah diharapkan umat Islam dapat menyampaikan pesan Islam yang Rahmatan lil `Alamin kepada pemeluk agama lainnya.
Disebutkan Syeikh yang mendalami persoalan-persoalan keagamaan dan banyak membaca literatur serta kitab suci agama lain secara otodidak. Oleh karenanya metode yang digunakan mempunyai karakteristik berbeda dari tokoh dialog agama lainnya yaitu cenderung lebih bebas, banyak menggunakan gaya bahasa cerita dan narasi namun tetap memperhatikan kaidah-kaidah ilmiah dalam berdialog.
Perjuangan dakwahnya ditujukan untuk melawan gerakan kristenisasi yang sangat gencar dilakukan oleh para misionaris Kristen di kawasan Afrika.
Syeikh Ahmad Deedat lahir di India tahun 1918 dan kemudian menetap di Afrika Selatan sejak umur 9 tahun hingga wafat pada 2005. Beliau adalah pendiri Islamic Propagation Centre International (IPCI) dan mendapat penghargaan King Faisal Award tahun 1986 atas dedikasinya selama 50 tahun berdakwah dan berdialog dengan umat agama lain. (U-ZG/R009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010