Ban, yang sedang mengunjungi Madrid, "mengutuk keras serangan-serangan bom bunuh diri di Zahedan, Iran," kata Farhan Haq, seorang juru bicara PBB pada jumpa pers.
"Aksi terorisme yang tidak berperasaan ini sangat patut dicela," katanya.
Kelompok Sunni Jundallah mengklaim bertanggung jawab atas pemboman itu dengan mengatakan, serangan tersebut dilakukan sebagai pembalasan atas penggantungan pemimpin mereka, Abdolmalek Rigi.
Serangan bom Kamis malam yang ditujukan pada anggota-anggota pasukan elit Iran itu terjadi di kawasan masjid Jamia di Zahedan tenggara.
Serangan yang terjadi di Zahedan, ibu kota dari provinsi Sistan-Baluchestan, itu telah menyulut kecaman-kecaman dari Uni Eropa, PBB dan Presiden AS Barack Obama.
Para pelaku serangan bunuh diri itu meledakkan bom mereka ketika massa sedang merayakan kelahiran Imam Hussein, cucu dari Nabi Muhammad, pada hari yang juga diperingati setiap tahun sebagai Hari Wali.
Serangan itu "mencederai 270 orang dan 27 orang mati syahid", kata Menteri Kesehatan Marziah Vahid Dastjerdi kepada kantor berita Mehr, dengan menambahkan bahwa 11 orang yang terluka berada dalam kondisi kritis.
Deputi Menteri Dalam Negeri Ali Abdollahi mengatakan, sejumlah anggota pasukan elit Garda Revolusi termasuk diantara mereka yang tewas dan terluka dalam serangan itu.
Provinsi Sistan-Baluchestan berbatasan dengan Pakistan dan dilanda serangan-serangan yang dituduhkan pada kelompok Sunni Jundallah.
Pada Mei 2009, ledakan bom bunuh diri menewaskan 25 orang dan melukai lebih dari 120 dalam serangan di luar sebuah masjid di Zahedan.
Pada Oktober 2009, 40 orang yang mencakup 15 anggota pasukan elit Garda Revolusi tewas dalam serangan bom di provinsi tersebut. Itu merupakan serangan paling mematikan di Iran sejak 1980-an.
Iran menggantung pemimpin Jundallah, Abdolmalek Rigi, bulan lalu.(*)
(Uu.M014/R009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010