Ambon (ANTARA News) - Peserta Festival Olahraga Tradisional VII tahun 2010 yang melakukan parade mengelilingi pusat Kota Ambon, ibu kota Provinsi Maluku, Jumat, diguyur hujan lebat.
Namun, hujan lebat yang mengguyur Kota Ambon dan sekitarnya sejak Jumat dinihari tidak menyurutkan semangat peserta dari berbagai provinsi yang akan mengikuti festival tingkat nasional itu untuk berparade mengelilingi Kota Ambon dengan menggunakan kendaraan bak terbuka.
Kendati berbasah-basahan, tetapi para peserta tetap bersemangat menampilkan berbagai permainan, diiringi musik tradisional masing-masing daerahnya.
Parade keliling kota Ambon itu mendapatkan simpati warga yang sedang melakukan aktivitas di sepanjang ruas jalan yang dilalui.
Wakil Gubernur Maluku, Said Assagaff, dalam sambutan tertulis yang dibacakan Asisten II Setda Maluku, Ros Arsyad, berharap semua peserta dapat menjunjung tinggi sportivitas dalam mencapai hasil terbaik pada festival tersebut.
Olahraga tradisional, menurut Wagub, merupakan akar budaya bangsa Indonesia yang masih dijunjung tinggi hingga kini dan terus berkembang di tengah-tengah masyarakat.
"Olahraga tradisional ini merupakan jatidiri masyarakat di tanah air yang perlu terus dikembangkan dan diregenerasikan terus-menerus, sehingga tidak punah akibat masuknya berbagai jenis olahraga atau permainan moderen dan canggih," katanya.
Menurut dia, festival olahraga tradisional untuk ketujuh kalinya digelar Kementerian Pemuda dan Olahraga itu dalam rangka memeriahkan kegiatan pelayaran internasional Sail Banda 2010 yang dijadwalkan pelaksanaannya 24 Juli hingga 17 Agustus mendatang, hendaknya dijadikan sebagai ajang silaturachmi antarpeserta dari berbagai daerah.
"Festival ini hendaknya menjadi ajang silaturachmi sekaligus tukar-menukar informasi dan budaya dari masing-masing daerah guna memperkaya khasanah budaya nasional, sekaligus menambah ketahanan untuk membendung masuknya budaya asing di tanah air," katanya.
Baru 29 daerah
Asisten Deputi Pemberdayaan Olahraga Rekreasi, Kementerian Pemuda dan Olahraga, Bambang Laksono, mengatakan, baru 29 provinsi telah teraftar dan tiba di Ambon untuk mengikuti festival olahraga tradisional yang akan berlangsung hingga 17 Juli mendatang.
"Hingga hari ini baru 29 provinsi yang hadir di Ambon untuk mengikuti festival. Sebelumnya 33 provinsi telah mendaftarkan. Diperkirakan hari ini (Jumat) semua peserta telah berada di Ambon," katanya.
Ke-29 provinsi yang telah mendaftarkan diri yakni Lampung dengan olahraga tradisionalnya "Khakik Giccing`, Kepulauan Riau (Permaian Porok), Sumsel (Dum-Dumak), Jabar (Ujungan), Jambi (Bola Limau), NTT (Wegu), Kalteng (Sepak Sawud, Lawang Sekepeng, Besei Kambe), Sulbar (Bendi-Bendi Tau), Babel (Bola Tampah).
Selain itu, Banten hadir dengan olahraga tradisional "Babaladan", Jatim (Kerrap Pesapean), Bengkulu (Giling-Giling), Kaltim (Kancet/Penung Ja`i), Papua (Anyui Wori), Sumut (Martagak), Jateng (Balangan), DKI Jakarta (Joro Betawi), Nangroe Aceh Darussalam (Tam-Tam Buku), Yogyakarta (Jalu Gabruk), NTB (Ntumbu), Bali (Majaran Jaranan) dan Riau.
Dia menegaskan, festival itu mempertandingkan olahraga tradisional masing-masing provinsi yang belum dibakukan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga dan belum pernah ditampilkan pada festival olahraga tradisional sebelumnya.
Olahraga yang diperlombakan juga merupakan upaya penggalian olahraga tradisional yang berkembang di masyarakat setempat melalui pertunjukan alternatif dan menarik perhatian masyarakat.
Menyangkut penilaian, Bambang menegaskan, akan dititikberatkan pada permainan rakyat yang lebih mengutamakan penggunaan fisik, sehingga dikategorikan sebagai olahraga tradisional.
"Tim juri akan menilai penampilan peserta meliputi unsur pendidikan, substansi olahraga tradisional, memiliki nilai seni gerak dan memenuhi ketentuan khusus yakni kemampuan penguasaan lapangan, narasi dan naskah, durasi peragaan 10-15 menit serta jumlah peserta maksimal 15 orang/tim," katanya. (*)
(T.KR-JA/B/R009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010