Jakarta (ANTARA) - Apple mungkin bukan satu-satunya raksasa teknologi dengan langganan podcast berbayar dalam waktu dekat. Sumber Wall Street Journal melaporkan Spotify akan mengungkap sistem podcast berbayarnya sendiri pada minggu depan.

Dikutip dari Yahoo, Minggu, tidak seperti rivalnya, Spotify tidak akan memungut biaya atau memotong setiap keanggotaan. Pembuat podcast (podcasters) disebut dapat menetapkan harga mereka sendiri.

Baca juga: Facebook siapkan fitur podcast dan Soundbites

Sebaliknya, Apple akan mempertahankan hingga 30 persen dari biaya langganan podcast di bawah programnya, yang diluncurkan bulan depan. Sebagian besar platform termasuk YouTube, Twitch, Facebook dan Patreon, juga memotong biaya langganan dan/atau pembayaran dari penggemar atau pendengar.

Spotify belum mengkonfirmasi rencana tersebut, tetapi kepala konten dan bisnis iklan Dawn Ostroff mengatakan ada "ruang untuk semua orang" di ruang audio.

Di sisi lain, Patreon, Pocket Casts, Stitcher, dan Amazon Wondery telah menawarkan podcast berbayar sebelumnya. Apple dan Spotify dapat dengan cepat menyudutkan pasar melalui pengaruh yang kuat, namun, asalkan ada cukup minat untuk membayar konten podcast.

Baca juga: Facebook ingin kembangkan platform audio mirip Clubhouse

Meskipun waktunya tidak mungkin disengaja, rencana yang dilaporkan Spotify menunjukkan betapa sengitnya persaingan dengan Apple di podcast. Keduanya melihat ini sebagai kesempatan untuk memperluas layanan mereka dan mendominasi budaya pop dengan acara eksklusif.

Bagi Apple, ada juga keharusan simbolis untuk menang - mengingat genre "podcast" berutang namanya ke iPod, dan perusahaan tidak ingin kehilangan pengaruh dalam format yang diinspirasinya.

Mengutip Variety, saat ini, Spotify tidak mengizinkan pelanggan membayar biaya langganannya melalui pembelian dalam aplikasi Apple - dan Spotify telah menjadi kritikus yang sangat vokal terhadap kebijakan App Store Apple, termasuk mengajukan keluhan resmi ke Uni Eropa dengan tuduhan perilaku "anti persaingan".

Spotify mengatakan akan menguji langganan berbayar bagi podcaster untuk memungkinkan mereka menawarkan konten eksklusif kepada pelanggan, secara resmi mengumumkan hal itu selama acara "Stream On" di bulan Februari lalu. Tetapi belum memberikan rincian lebih lanjut.

Sementara itu, sehubungan dengan peluncuran langganan podcast Spotify, Facebook berencana untuk meluncurkan versi terintegrasi dari pemutar audio Spotify - sebuah proyek yang disebut "Project Boombox" - mulai minggu depan untuk memberikan akses ke lagu dan podcast langsung di dalam aplikasi Facebook.

Di sisi lain, Apple Podcasts Subscriptions, seperti halnya di bawah kebijakan App Store yang ada, akan menahan 30 persen dari biaya langganan podcast di tahun pertama dan 15 persen di tahun-tahun berikutnya.

Selain itu, kreator harus membayar 19,99 dolar AS (sekira Rp290.000) per tahun untuk mendapatkan akses ke Program Apple Podcasters, yang mencakup alat yang diperlukan untuk menawarkan langganan premium di Apple Podcasts.

Penetapan harga ditetapkan oleh kreator (dan ditagih setiap bulan secara default). Podcaster juga dapat memilih fasilitas yang disertakan dengan setiap paket - misalnya, mendengarkan tanpa iklan, konten bonus eksklusif, dan akses awal atau eksklusif ke serial baru.

Mengapa Spotify tidak melakukan hal yang sama? Menurut Variety, Spotify ingin membuatnya semenarik mungkin bagi kreator untuk menjadikannya sebagai platform pilihan mereka - dan untuk mencegah mereka berpartisipasi dalam Apple Podcasts Subscriptions.

Spotify sendiri telah mengeluarkan banyak uang untuk pemrograman podcast eksklusif, mulai dari Joe Rogan, Obama, hingga Pangeran Harry dan Meghan Markle. Spotify dapat mempermanis keuntungan bagi para mitra tersebut dengan membiarkan mereka menyimpan semua uang dari langganan premium apa pun yang mereka tawarkan di platform.

Baca juga: Spotify hadirkan program untuk "ngabuburit"

Baca juga: Spotify ekspansi ke 85 pasar baru, seriusi podcast

Baca juga: Obama dan Bruce Springsteen buat podcast "Renegades: Born in the USA"

Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021