Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah di pasar uang spot antarbank Jakarta Jumat pagi menguat tipis menyusul tekanan dolar akibat merosotnya penjualan ritel AS sehingga penempatan dana ke rupiah menguat.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS naik 10 poin menjadi 9.035/9.045 per dolar dari posisi penutupan hari sebelumnya 9.045/9.055.

Dirut Finan Corpindo Nusa, Edwin Sinaga, mengatakan, rupiah kemungkinan akan dapat mencapai angka 9.000 per dolar karena sentimen pasar internal tetap positif.

Tingkat suku bunga acuan (BI Rate) Bank Indonesia (BI) yang tetap dipatok tinggi pada 6,5 persen menjadi lebih menarik dibanding Amerika Serikat dan Jepang yang mematok bunga acuan satu persen.

Ditambah tengah memburuknya sentimen terhadap dolar, kondisi itu memicu pelaku asing memilih bermain di pasar domestik, katanya.

Rupiah, menurut Edwin Sinaga akan dapat mencapai level 9.000 per dolar, namun pada level itu kemungkinan Bank Indonesia (BI) akan menjaga.

BI khawatir kalau rupiah berada di bawah angka 9.000 per dolar, para eksportir akan "berteriak" akibat pergerakan rupiah yang terus menguat, ucapnya.

Faktor eforia, memang mendorong rupiah akan dapat menuju ke level 9.000 per dolar, namun ada pihak yang berkepentingan terhadap kenaikan rupiah lebih lanjut karena pendapatan dari ekspor mereka akan berkurang.

"Kami optimis BI akan berada di pasar mengamati rupiah yang hampir mencapai angka 9.000 per dolar," ucapnya.

Edwin Sinaga mngatakan, apabila sentimen positif makin kuat kemungkinan BI akan membiarkan rupiah menguat mengikuti kehendak pasar, namun pada momen tertentu BI akan kembali masuk pasar.

Apalagi ada rencana Pertamina masuk bursa saham Indonesia yang diperkirakan akan meramaikan pasar. Sentimen positif bursa saham atas masuknya Pertamina akan mendorong pergerakan rupiah juga positif, ujarnya.

(H-CS/S004/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010