Pangkalpinang (ANTARA News) - Sebanyak 240 ekor ternak ayam di Kota Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung (Babel), selama 2010 mati akibat virus flu burung (AI).
Kabid Peternakan Kota Pangkalpinang, Ghozali Efendi, di Pangkalpinang, Kamis, mengatakan, ternak ayam mati akibat positif mengidap viruf flu burung selama 2010 sebanyak 240 ekor, atau mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2009, sebanyak 140 ekor.
"Kasus flu burung yang terjadi di Kota Pangkalpinang meningkat, karena kesadaran warga dalam menjaga sanitasi kandang, kurang," ujarnya.
Ia mengatakan, biasanya virus flu burung mewabah pada Januari, Februari dan Desember, di saat pergantian musim hujan ke musim kemarau, maupun sebaliknya.
"Ratusan ayam yang positif mengidap flu burung itu ditemukan pada Januari dan Februari di beberapa kelurahan seperti Kelurahan Kampung Keramat, Pintu Air, Kacang Pedang, Bukit Merapen, Semabung Lama dan Semabung Baru serta Kelurahan Bacang," jarnya.
Untuk mencegah penyebaran virus flu burung itu, kata dia, diharapkan para peternak untuk melapor, apabila ternak unggas mati secara mendadak, tidak menjualnya ke pasar-pasar yang akan mengakibat penularan para manusia.
Selain itu, dia pun mengimbau masyarakat untuk berhati-hati membeli daging ayam untuk dikosumsi, guna menghindarkan penularan virus flu burung.
"Kami mengharapkan masyarakat yang mengosumsi daging ayam untuk memasak daging ayam itu pada suhu 80 derajat celcius sehingga virus itu mati," ujarnya.
Menurut dia, untuk mencegah flu burung dan penyakit unggas lainnya selama musim hujan dan musim pancaroba, peternak unggas diharapkan meningkatkan kebersihan lingkungan dan kandang serta menyemprotkan disinfektan.
Selain menjaga kebersihan lingkungan kandang unggas, peternak diharapkan memberikan vitamin, vaksin untuk meningkatkan daya tahan tubuh pada ternak unggas.
"Biasanya pada musim hujan daya tahan tubuh unggas melemah sehingga unggas yang tidak diberikan vitamin, vaksin dan tidak memiliki sanitasi yang baik mudah dijangkiti flu, demam, pilek dan virus yang berbahaya lainnya seperti tetelo dan flu burung," ujarnya.
Ia mengatakan, untuk mengantisipasi berbagai virus pada ternak unggas, pihaknya telah menyiapkan dan penyalurkan disinfektan, vitamin, suplemen dan kalsium.
"Bantuan suplemen, vitamin dan kalsium untuk ternak unggas itu akan diprioritaskan kepada peternak berskala rumah tangga," ujarnya. (ANT040/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010